Sehun hanya duduk dengan kaki yang ia silangkan di atas sofa. Menunggu empat cocomong yang katanya ingin belajar. Dan ia sudah menunggu selama TIGA PULUH menit di sini. Duduk santai dengan ponsel di tangan kiri lalu secangkir susu di tangan kanan.
Sehun itu penggemar berat susu. Hingga sekarang.
"Lima menit lagi mere-"
Brak.
"KENAPA TAK ADA YANG MEMBANGUNKANKU?!" Teriak Jiyeon dari dalam kamarnya.
"PUKUL BERAPA SEKARAAANG?!" Chanyeol lebih histeris lagi dengan suara bassnya yang sangat menyeramkan.
"ULLALLAAAAAA!" Riang Baekhyun dari dalam kamar. Entah dia kenapa suaranya menunjukan bahwa ia dalam keadaan senang pagi ini. Seb- "AKU TERLAMBAT! DEMI KOLOR PINK HELLO KITTY PARK CHAN IN!" -belum berteriak heboh saat ia sadar akan keadaannya.
Sehun rasa gendang telinganya akan pecah mendengar empat teriakan tak jelas it- tunggu. Empat? Kemana manusia satu lagi. Apa dia masih belum bangun. Batin Sehun.
"LUAR BIASA! KENAPA TAK ADA YANG BERNIAT MENAMBAH PUNDI-PUNDI AMALNYA DENGAN MEMBANGUNKANKU?!" Suzy berteriak frustasi dari dalam kamarnya.
"Lengkap." Gumam Sehun santai. Masih dengan gaya bos besarnya yang sedang menyeruput susu.
Brak.
Brak.
Brak.
Brak.
"Ayo kita mulai." Ajak Suzy. Merapikan ikat rambutnya lalu membuka bukunya secara asal.
"Baiklah. Kita mulai dari mana Mr.?" Tanya Baekhyun. Masih dengan rambutnya yang berdiri tegak luar biasa.
"Apa yang akan kita pelajari terlebih dahulu?" Tanya Chanyeol. Merapikan rambutnya yang terlihat acak-acakan dengan kalem.
"Tunggu dulu! Tadi aku mendengar ada yang berteriak kolor pink hello kitty Park Chan In. Siapa itu?" Tanya Jiyeon dengan tampang polosnya.
"Aku." Jawab Baekhyun tak kalah polos.
"Park Chan In siapa?" Tanya Jiyeon lagi. Menyingkirkan bukunya lalu menatap Baekhyun.
"Park Chanyeol. KIM JONG IN." Memberi penekanan pada nama Jong In lalu menaikan alisnya menatap Jiyeon.
Blush.
"Kenapa wajahmu memerah?" Tanya Suzy polos. Menekan-nekan pipi Jiyeon yang sedang berwarna merah merona.
"Tidak!" Sinis Jiyeon. Mengambil lagi bukunya lalu membukanya acak-acakan. "Ayo kita mulai Mr." Ajak Jiyeon semangat. Atau pura-pura semangat mungkin.
"Ngomong-ngomong apa jurusan makhluk hitam itu?" Tanya Baekhyun penasaran.
Bahkan mereka mengabaikan Sehun yang masih saja santai dengan secangkir susu dan ponselnya.
"Management business." Jawab Chanyeol.
"Kau tau dari mana?" Tanya Jiyeon.
"Dia bilang padaku bahwa dia akan melanjutkan perusahaan ayahnya lalu menikah dan membahagiakan anak dan istrinya kelak." Jelas Chanyeol. Melirik Jiyeon sekilas lalu terkekeh. Luar biasa.
Sreet.
"Kau mau kemana Mr?" Tanya Jiyeon yang sadar bahwa Sehun sudah berdiri dari duduknya. Memasukan ponselnya ke kantong celana lalu berjalan menjauh.
"Aku akan ke kantor. Aku menelantarkan karyawanku kalau begini." Ujar Sehun. Menaruh gelas kotornya lalu berlalu menuju lantai dua.
"Ajari kami dulu Sehun." Mohon Suzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."