Sehun, Suzy, Chanyeol, Baekhyum dan juga Kai. Duduk dalam diam, tak tahu harus bagaimana lagi, mereka pusing, bagaimana cara mengeluarkan Jiyeon dari kesulitan hidup anak itu.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Baekhyun frustasi, menjambak rambut bersurai madu miliknya lalu menghentakan kakinya kesal.
"Sudahku bilang. Berhenti ikut campur, sem-"
"Apa maksudmu?! Dia itu sahabat kami dan kau bilang jangan ikut camp-"
"Semakin kalian ikut campur maka semakin kalian menyakiti Jiyeon!" Tanpa sadar, Sehun membentak pemuda kecil di depannya ini, Baekhyun. Tersulut emosi juga Sehun, sedari tadi ia katakan untuk berhenti ikut campur, dan manusia labil dihadapannya ini semakin keras dengan pilihan mereka.
"Semakin kalian berusaha mengeluarkannya dari istana mikik ayahnya, maka semakin ia terkurung dalam sangkar emas disana." Ujar Sehun, memejamkan matanya sesaat lalu kembali menatap Baekhyun. "Apa yang kalian, remaja yang baru saja lulus SHS bisa lakukan untuk melawan pria tua dengan segudang pengawal? Kalian ingin mengantarkan nyawa kalian pada malaikat pencabut nyawa?" Tanya Sehun. Langsung dan tepat, membuat empat remaja itu diam di kursi mereka. Bahkan istrinya juga terdiam parah.
"Setidaknya kalian harus memiliki saham untuk bisa menikahi anaknya." Gumam Sehun, itu satu-satunya cara. Tapi sangat mustahil bukan? Tidak mungkin jida dia yang harus mel-
"Kalau begitu kau lamar saja Jiyeon." Itu suara Suzy. Berkata tanpa berfikir panjang.
Brak.
Suara hempasan sendok itu membuat Suzy sadar akan apa yang ia katakan. Terlihat jelas jika Sehun tak suka, lihatlah bagaimana ekspresi Sehun. Rahang mengeras, gigi bergemeletuk dan wajah yang memerah padam.
Takut? Tentu saja, tapi ia sudah mengatakannya, tak mungkin ia tarik lagi bukan. Tanggung basah mandi sekalian saja.
"Apa kau sudah berfikir akan hal itu Bae Suzy?" Oke, Suzy takut. Sehun sudah menyebut marga ayahnya, itu pertanda buruk. Kemarahan Sehun tak akan terhindar lagi. Percayalah.
"Hanya itu caranya." Ujar Suzy.
"Pernikahan tidak sebercanda itu Bae Suzy." Desis Sehun. Cukup sudah pemikiran kekanakan istrinya ini.
"Kapan kau akan dewasa? Huh." Tanya Sehun. Mengabaikan tiga makhluk di depannya ini dan memusatkan perhatiannya pada Suzy.
"Aku sudah." Bela Suzy. "Lagi pula aku hanya memintamu melamar'kan hingga dia bebas dan kau bisa membatalkan lamarannya itu setelahnya. Aku tidak memintamu menikahinya." Ujar Suzy, bagaimanapun ia juga tak rela jika Sehun menikahi Jiyeon. Bisa habis terbakar cemburu ia setiap hari.
"Kau pikir sebelum aku menikahimu aku tidak melamarmu?" Tanya Sehun, entah kenapa Sehun hanya bertanya sedari tadi. Suzy tidak mengerti.
"Kau bisa membatalkann-"
"Aku memang bisa membatalkannya." Sela Sehun. "Setelah itu aku akan dengan terpaksa memecat ratusan karyawanku, kehilangan pegawai tetbaikku dan kau akan berubah status menjadi mantan istriku!" Jelas Sehun.
Kai, Chanyeol, dan Baekhyun tertegun. Sehun tak main-main. Mereka pernah mendengar itu dari ayah mereka. Pembatalan hubungan antar perusahaan itu tak semudah membalik telapak tangan, apa lagi dengan perusahaan dengan presdir macam ayah Jiyeon.
"Kau bisa bertanya pada mereka bertiga." Telunjuk Sehun mengarah pada tiga manusia yang hanya diam termagu sedari tadi. Mereka tak seharusnya ikut campur dengan masalah pelik pasangan suami istri ini. Ck.
Anggukan kaku Suzy dapatkan, juga bonus dengan kepergian Sehun dari dalam cafe. "Kenapa tidak kalian katakan?!" Kesal Suzy. Meraih tasnya lalu melenggang pergi menyusul Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."