Ch. 15

21.7K 1.4K 120
                                    

Sejak kejadian kemarin. Suzy hanya diam pada Sehun. Menjawab jika ditanya dan tentunya dengan jawaban seadanya. Dia tentunya malu, ah bukan. Tapi sangat malu. Dasar manusia mesum. Pikir Suzy. Menusuk-nusuk kacang polong di piringnya dengan brutal. Membayangkan itu Sehun, maka dengan senang hati Suzy akan langsung mengambil pisau dapur. Mencincang Sehun hingga tak berbentuk.

"Kau sudah siap?" Tanya Sehun dengan wajah polosnya. Ia tentu juga masih ingat dengan insiden kamarin. Ciuman brutalnya pada Suzy, oh aku ingin lagi. Pikir Sehun.

"Hentikan pikiran mesummu Oh Sehun!" Peringat Suzy. Mendelik ke arah Sehun yang hanya memasang wajah polos stoicnya, seakan-akan ia bisa membaca pikiran Sehun. Oh, Suzy bernafsu sekali ingin membunuh suaminya itu.

"Jujur aku ingin lagi. Bibirmu manis." Goda Sehun seraya menjilat bibir bawahnya. Menopang dagunya lalu mengerling nakal ke arah Suzy.

"Oh SehUUUUUUUN!" Teriak Suzy dengan wajah semerah tomatnya. Akhir-akhir ini Sehun terlalu vulgar guys. Blak-blakan sangat malahan. Oh tuhaan.

Sret.

Pluk.

Baru saja ia hendak beranjak dari meja makannya, berjalan beberapa langkah dan lihat? Sekarang ia berakhir di pangkuan Sehun. Sungguh luar biasa bukan.

"Kau ingin kemana Nyonya Oh?" Tanya Sehun, melingkarkan lengannya di pinggang ramping Suzy dan menyandarkan kepalanga pada bahu sang istri.

Waspada tiga siaga empat. Suzy membatin. Menegang di duduknya, Sehun tak pernah seperti ini sebelumnya, dan Suzy cukup kaget saat ini. Ada apa dengan suaminya.

"Kau tak berniat memberiku hidangan penutup?" Tanya Sehun lagi. Mengangkat kepalanya dan menatap Suzy. Mengangkat sebelah tangannya dan mengusap bibir bawah Suzy.

Oh tuhaaaaaan. Tolong aku! Jerit Suzy dalam hati. Ia makin menegang dalam duduknya. Dadanya serasa sesak karena sudah terlalu lama menahan nafas.

"S... Sehun." Cicit Suzy. Menggigit bibir bawahnya karena gugup lalu meneguk salivanya keras.

"Ingin aku bantu? Aku dengan senang hati akan membantumu." Bisik Sehun. Makin mendekatkan tubuh Suzy padanya lalu tersenyum tipis.

Suzy bersumpah, ia paling tidak suka melihat senyum Sehun yang barusan. Itu pertanda buruk, apa Sehun memasuki puber kedua?

"Aaa, aku tadi minta hidangan penutup." Tagih Sehun dengan wajah inocentnya. "Apa ada?" Tanyanya lagi.

"A.. aku.. aku tidak membuatnya." Cicit Suzy lagi. Menundukan kepalanya, tapi dengan cepat Sehun mengangkatnya lagi. Oh, mata kelam itu sudah berkilat-kilat sekarang.

"A.. aku ak.. akan membuatnya." Ujar Suzy seraya bangkit dari posisinya saat ini, namun apa dikata. Sehun makin erat memeluknya.

"Aku tak mau yang itu, aku mau yang." Sehun menjeda ucapannya. Mengusap bibir Suzy lalu menatapnya intens. "Ini." Menempelkan kedua belahan itu lalu memejamkan matanya. Mengeratkan pelukannya pada pinggang Suzy dan mengabaikan lenguhan protes istrinya.

"Sehhhmm."

**

"Apa ada yang sudah melihat SeSu?" Tanya Jiyeon untuk yang ke dua puluh tujuh kalinya. Menunggu itu membuatnya ubanan.

"Jika yang kau maksud Sehun Suzy maka aku melihatnya." Jawab Kai, entah kenapa dan sejak kapan anak itu sudah bergabung dengan mereka bertiga, maka di tambah si hitam Kai jadi berempat.

"Dimana?" Tanya Jiyeon antusias.

Kai memutar malas bola matanya, menaikan telunjuknya lalu menunjuk parkiran. "Disana. Sepasang anak Adam dan Hawa dengan Lamborghini venano mereka." Jelas Kai.

My Teacher My Husband : My [CEO] HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang