Huh,, masih gelap? Apa Sehun tembok belum pulang?
Suzy heran sendiri, membuka pintu besar di depannya lalu kembali menganga.
Gelap.
Dengan langkah seribu Suzy langsung menaiki tangga dan membuka pintu kamarnya. Sama. Gelap.
"Sehun benar-benar belum pulang!" Seru Suzy. Meraba dinding lalu menemukannya.
Cklik.
Terang.
Menghembuskan nafas lega lalu menyender pada tembok, ia benar-benar lelah. Demi apa pun, dia benar-benar menguras tab-
"Baru pulang hmm?"
Sret.
Suzy menolehkan kepalanya ke kiri. Sehun. Disana ada Sehun! Berdiri dengan menyenderkan tubuhnya pada dinding dengan bertumpu pada bahu kanan dan tangan bersedekap di dada.
"Sehun." Panggil Suzy, berusaha terlihat biasa, tapi ya.. apa daya. Suaranya tetap terdengar bergetar. Sungguh karisma Sehun itu tak terbantahkan!
"Baru pulang? Dari? Ah.. dan juga,, seratus lima puluh juta won." Sehun masih menyender, menatap Suzy dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seakan-akan mengulitinya.
"Mm ya, dari bank dan ke suatu tempat. Mm aku meminjamnya, akan aku kembalikan. Aku janji." Suzy kalang kabut, bagaimana bisa Sehun tau jika ia menganbil uangnys tanpa izin. Luar biasa!
"Meminjam? Bahkan kau belum mengatakannya padaku." Berjalan menuju ranjang, dan duduk di pinggirnya. Masih dengan bersedekap dada tentu saja.
"Aku baru akan mengatakannya."
"Kalau begitu katakan."
"Sehun. Aku pinjam uangmu seratus lima puluh juta won." Ucap Suzy, menunduk lalu berjalan mendekati Sehun.
"Kapan kau kembalikan?"
Urat mari Suzy mulai mencuat! Yang benar saja?! Suzy istrinya dan Suzy harus mengganti? Woah! Perhitungan sekali bukan?!
"Apa harus?" Tanya Suzy dengan wajah kalemnya. Nominal yang ia pinjam itu tidak banyak. Woah.
"Kau meminjamnya bukan?" Entah apa yang ada di otak kepala suaminya ini. Suzy benar-benar tak mengerti! Sungguh keterlaluan.
"Baiklah. Beri aku waktu." Pinta Suzy. Meremas ujung bajunya dengan bibir yang mengerucut lucu, ia harus bekerja mulai saat ini.
Sret.
"Lain waktu, katakan padaku. Untuk apa dan berapa. Aku memang memberikannya padamu, tapi jika kau menggunakan tanpa tujuan yang jelas aku benar-benar tidak suka." Ujar Sehun. Menarik Suzy untuk duduk di pangkuannya lalu memeluknya.
"Aku menggunakannya untuk badan amal." Jawab Suzy. Melingkarkan tangannya di leher Sehun lalu merapikan sedikit rambut berantakan Sehun yang entah kenapa malah terlihat makin tampan untuknya.
"Benarkah? Kau sudah besar ternyata." Puji Sehun. Mengusak rambut Suzy lalu tersenyum. Kali ini bukan senyum tipis. Tapi benar-benar senyuman manis. Oh sungguh, Suzy jatuh cinta lagi.
"Masih ada yang perlu kau jelaskan padaku, kelinci liar!"
"Huh?"
"Apa yang kau lakukan hingga membuat aku dipanggil ke universitasmu. Kau bukan anak SMU lagi."
**
"Jadi kalian ambil bagian masing-masing?" Tanya Sehun tak percaya, bersedekap dada seraya menggeleng tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."