"Kau serius?" Tanya Jiyeon tak percaya. Menggebrak meja dengan pelan lalu menjitak kecil dahi Suzy.
Melihat itu, Kai, Chanyeol, Baekhyun, dan juga V yang entah kenapa bisa bergabung dengan mereka hanya bisa melongo tak percaya, pasalnya hanya dua perempuan itu yang ada di kelompok mereka. Jadi yang mereka lakukan hanya harus menikmati hidangan saat ini. Mengabaikan anak hawa di depan mereka.
"Aish.! Sakit!" Dengus Suzy tak terima, berdiri dari duduknya lalu menunjuk-nunjuk wajah Jiyeon tak mau kalah.
"Apa? Mau membalasku?" Tanya Jiyeon yang sudah meradang hingga keubun-ubun. "Sudah aku katakan! Lakukan tiga kali seminggu, dasar bodoh!" Sungut Jiyeon. Menepuk punggung Suzy lalu mendengus keras.
"Tiga kali seminggu bokongmu!" Dengua Suzy. Mengetuk kepala Jiyeon dengan sumpitnya lalu mendecak tak percaya. "Bisa mati terkapar aku setiap pagi!" Gumam Suzy. Mengaduk-ngaduk ramennya lalu menendang-nendang lantai di bawahnya.
"Akh." Ringisan itu membuat Suzy berhenti, ia yakin tadi ia menginjak sesuatu.
"Itu suaramu alien?" Tanya Jiyeon, menunjuk V dengan dagunya.
"Menurutmu siapa?" Dengus V. Mengusap kakinya lalu melirik Suzy sekilas. Injakan anak itu benar-benar sakit.
"Maaf V, aku tak bermaksud." Mohon Suzy dengan wajah memelasnya. "Tapi, bagaimana bisa kau balik lagi ke Korea?" Tanya Suzy penasaran. Setidaknya ini bisa menghilangkan sedikit stresnya.
"Disana terlalu membosankan. Perempuan disana selalu memperebutkanku, jika di Korea akan ada satu perempuan yang menolakku. Setidaknya itu sedikit lebih berwarna."
Brussssh.
V menjawab santai dan juga dengan bonus tatapan serta dengusan ke arah Jiyeon yang sedang membersihkan mulutnya dengan sapu tangan milik Kai.
"Kau menyindirku?" Desis Jiyeon tak terima.
"Oh? Tidak! Tapi jika kau merasa, yah tak masalah juga." Ujar V dengan senyum manisnya. Dan entah kenapa Jiyeon merasa bahwa semakin hari makhluk siluman kera dari planet entah berantah itu semakin aneh saja.
"Jadi? Bagaimana dengan Sehun?" Kali ini Kai yang bertanya, sedikit banyak ia penasaran juga. Dia juga pria, sama seperti Sehun. Dan sedikit banyak dia juga merasakan apa yang Sehun rasakan.
"Tentu saja dia tidak baik." Jawab Baekhyun seraya mendesah kecewa. Menyeruput jus stoberrynya dan mengangguk-angguk tak jelas. "Aku juga pria, jadi aku tau bagaimana rasanya." Tambah Baekhyun dengan wajah tak bersalahnya.
"Hei! Suzy juga tidak baik, dia perempuan dan aku juga bisa merasakannya. Kalian pria hanya tau cara membuatnya! Tidak tau cara merawat dan menjaganya! Kalian pikir mengandung dan membawa bayi dalam perut kemana-mana itu mudah?" Jiyeon angkat bicara, menatap satu persatu para calon ayah di depannya dan melebarkan matanya saat ia melihat Baekhyun mengolok-olok dirinya.
"Memang kau pikir membuatnya itu mudah huh? Kami juga kesusahan!" Baekhyun membalas tak kalah gilanya. Tak tau apa mereka jika yang mereka bicarakan itu mengandung unsur vulgarnya? Bahkan penghuni kampus mulai melirik mereka.
"Hei, kenapa kalian memperdebatkan cara membuat bayi disini. Kita sama sesusahan, tak perlu menggerutu. Jika tidak mau ya sudah! Jangan menikah!" Ujar Chanyeol menengahi. Telinganya sudah sangat panas jika kalian ingin tau.
**
Ceklek.
"Huh?" Suzy menyudahi acara mari membasuh tangannya, melihat kearah pintu di belakangnya melalui pantulan cermin dihadapannya. Mengambil beberapa lembar tisu untuk ia gunakan membasuh tangan.
"Tidak bisa? Serius?" Gumam Suzy, mencoba menarik gagang pintu yang bahkan tak bergeser meski hanya sesenti saja.
Benar-benar sial.
"Taeyon setan!" Umpat Suzy dengan tangan yang terkepal erat. Sudah pasti Taeyon pelakunya karena jika tidak siapa lagi? Hanya dia dan gerombolan kutu busuk itu yang berada di toilet ini tadi. Menyebalkan!
Dug.. dug.. dug..
"Siapa pun di luar sana, tolong bukakan pintu!" Teriak Suzy menggedor-gedor pintu kokoh di depannya ini.
Sepertinya dewi keberuntungan memihak Taeyon kali ini, kenapa? Hei,, ini waktu sunyi di kampus bung, semua mahasiswa-mahasiswi sedang sibuk di kelas mereka masing-masing. Dan sialnya lagi, tas Suzy berada di kelasnya, yang juga otomatis ponselnya berada di kelas juga.
"Terkutuk kau dan antek-antekmy, Taeyon sialan!" Teriak Suzy lagi. Tak peduli jika ada yang mendengar atau tidak, lebih baik ada yang mendengar saja, sungguh!
"Ck! Ada apa dengan garis tanganku yang sepertinya sial semua?" Gumam Suzy. Menggerutu kesal dan menendang pintu, lagi.
**
"Bagaimana? Sudah kalian kunci bukan?" Tanya Taeyon. Menatap satu-persatu kawanannya yang hanya mengangguk kecil sebagai jawaban. Bagaimanapun Taeyon itu menyeramkan.
"Bagus! Biarkan dia mati beku di dalam toilet sana." Desis Taeyon dengan wajah memerah marahnya. Itu akibat melawan Taeyon, pikirnya.
"Huh? Ada mahasiswi dalam toilet? Apa yang dia lalukan hingga membuat Taeyon sebegitu marahnya?"
Tbc
Ngak ada Hunzy ya,, sehun terlalu lelah untuk syuting hari ini.
Voment juseyoooo....
DAP.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."