Chanyeol diam di ranjangnya, menatap Baekhyun yang sedang mondar-mandir tak karuan memikirkan bagaimana cara menyelematkan Jiyeon. Melawan langsung ke rumahnya? Sama saja dengan mencari mati. Ayah Jiyeon itu luar biasa kejam tak berperasaan. Percayalah.
"Berhentilah Baekhyun!" Kesal Chanyeol. Melempari Baekhyun dengan bantalnya lalu dibalas anggukan oleh Baekhyun. "Yayayaya terserah kau Dobi!" Dengus Baekhyun.
"Kau tau Baek. Aku sangat yah sangat tak mengerti dengan kelakuan ayah Jiyeon. Kenapa bisa dia setega itu?" Ujar Chanyeol. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu menatap Baekhyun yang juga sedang menatapnya.
"Aku juga tidak tau." Asal Baekhyun, memandang jemari kakinya lalu menatap Chanyeol lagi. "Bagaimana caranya menolong Jiyeon."
Chanyeol menggeram, entah kenapa ia merasa sepupunya itu sangat bodoh akhir-akhir ini. Bagaimana bisa setelah mereka lulus SHS Baekhyun malah semakin bodoh, bukannya semakin pintar. Kadang Chanyeol heran bagaimana cara kerja otak sepupunya itu. Aneh.
"Baek, ayo telfon Suzy." Chanyeol bangkit dari ranjang dan berjalan menuju meja belajarnya.
Ponsel.
Sret.
"Langsung kerumahnya saja bodoh!" Dengus Baekhyun, mengeluarkan kunci mobilnya lalu menyeret Chanyeol yang hanya bisa diam termangu.
**
"Ya?" Jongin meneguk pelan air minumnya, menyelipkan ponselnya diantara telinga dan bahu. Maklum saja tangannya sudah sangat penuh.
"Kerumah Suzy sekarang!" Kai mengutuk tak terima. Sudah tidak kenal bentak membentak ia.
"Hei kau gadis tak sopan. Sudah kenal tidak, suruh-suruh ia!" Dengus Kai. Meletakan belanjaannya ke atas meja makan dengan kasar lalu menggerutu kecil saat ia dengar gadis di seberang sana mengumpat padanya.
"Sialan!"
"Gadis gila!" Maki Kai, hendak menutup telfon sebelum suara si seberang sana kembali terdengar. Bahkan lebih kencang.
"AKU LAKI-LAKI TULEN BODOH!" Teriaknya. Benar-benar berteriak. Kai terdiam, ia merasa sangat familiar dengan suara yang memekakan telinga ini, dan untungnya ia sudah terbiasa dengan suara jelmaan perempuan itu.
"Oooh,, Byun Baekhyun. Apa kabar teman?" Sapa Kai, terkekeh pelan saat ia bisa membayangkan bagaimana wajah kesalnya Baekhyun saat ini.
"Diam kau! Dasar hitam! Cepat kerumah Suzy!" Suruh Baekhyun. Mengelus dada seraya menarik nafas pelan.
"Suzy? Percuma. Dia sedang pergi bersama Sehun." Ujar Kai.
"Dari mana kau tau?" Tanya Baekhyun curiga, "atau jangan-jangan kau membuntuti mereka?!" Tuduh Baekhyun. Masih dengan suara melengkingnya.
"Jaga bicaramu perempuan kedatangan tamu!" Sungut Kai. Cukup sudah kesabarannya menghadapi Baekhyun.
"Manusia hitam sialan!" Maki Baekhyun. Berdecak kesal lalu mematikan sambungan telfonnya. Ingin sekali Baekhyun mencincang kepaka Kai dengan kuku-kuku cantiknya.
"Aku yakin jika ia benar-benar wanita sakarang." Gumam Kai. Mengangkat bahunya acuh tak acuh lalu menuju kamarnya, menemui kekasihnya tentu saja. Monggu.
**
"Bagaimana?" Tanya Chanyeol.
"Dia bilang Sehun dan Suzy sedang tidak ada di rumah." Jawab Baekhyun. Membanting kunci mobilnya lalu menghempaskan pantatnya ke sofa ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."