"Puas berlovey dovey dengan suamimu huh?" Sindir Jiyeon. Memutar bola matanya lalu membolak-balik buku yang sejak beberapa waktu lalu menjadi kekasihnya.
"Jika yang ditanya tentang reproduksi maka aku yakin jawabanku akan betul seribu persen." Ujar Chanyeol tanpa sadar. Merebahkan punggungnya ke sandaran kursi lalu memjamkan matanya.
"Tentunya. Otak mesum lagi cabulmu itu memang hanya berisi hal-hal seperti itu." Dengus Baekhyun. Menggetuk kepala Chanyeol dengan buku tebalnya lalu mencibir malas.
Entah apa yang terjadi dengan sepupu tiangnya itu hingga otaknya begitu kotor. Baekhyun heran sendiri kadang-kadang.
"Diberitahukan kepada seluruh peserta tes hari ini. Bahwa tes akan ditunda hingga tiga puluh menit ke depan karena ada kesalahan. Maaf karena ketidak nyamanan anda. Terima kasih."
Suzy menjatuhkan rahangnya tak percaya. Setengah jam lagi itu lama. Ia bisa bermanja-manja lagi dengan Sehun kalau begitu. Menyebalkan! Bathin Suzy.
"Boleh aku mengumpat?" Tanya Chanyeol.
"Kami persilahkan dengan segala hormat." Jawab Jiyeon santai. Mengusap dadanya sabar lalu menghembuskan nafasnya kasar.
"Motherfucker!" Maki Chanyeol tanpa tau malu. Ia benar-benar frustasi sekarang. Menguap sudah hafalannya. Ck!
"Manis sekali mulutmu." Puji Baekhyun dengan wajah memerah.
"Terima kasih." Jawab Chanyeol santai. Menendang udara lalu menghembuskan nafasnya kasar.
Kenapa hanya mereka berempat? Karena Sehun tadi berkata bahwa ia akan menunggu di cafe sebrang kampus ini hingga tesnya selesai.
Suami yang baik bukan?
Tentunya.
Oh Sehun.
**
Suzy mengerang frustasi. Membenturkan kepalanya beberapa kali ke atas meja. Tangan kanannya memutar-mutar pensil yang sejak tadi ia pegang.
Terkutuklah soal-soal di depannya ini. Tak ada satupun yang hinggap ke otak kecilnya itu. Sehun pasti akan kecewa padanya.
Melihat ke sekeliling, dan sejauh mata memandang hanya ada calon mahasiswa dan mahasiswi yang kepalanya tertunduk serius. Pastinya karna menjawab soal ujian yang tak masuk akal sama sekali ini. Baginya.
'Oh tuhan. Apa aku sebodoh itu?' Bathin Suzy miris. Dan sekali lagi..
Dug.
Membenturkan kepalanya ke meja. Berharap akan ada hidayah yang merambat ke otaknya.
Semoga saja.
"Kau sudah selesai?" Chanyeol berbisik dari belakangnya.
"Belum. Sebagian tak aku mengerti. Kau?" Tanya Suzy lagi. Tentunya berbisik juga.
"Kita tak ada bedanya." Bisik Chanyeol lagi. Mengetuk-ngetuk kepala belakang Suzy hingga gadis itu mendengus kesal.
"Tenangkan tanganmu Park Chanchan!" Desis Suzy marah. Waktunya hanya akan terbuang sia-sia jika begini.
Dug.
Dug.
Ding.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."