"Apa katanya?" Gumam Jiyeon tak percaya. Mouth to mouth? Jiyeon berspekulasi bahwa dari hari ke hari otak Suzy semakin dan semakin kotor. Hanya hal-hal cabul saja yang ada sepertinya.
"Suzy, apa tak bisa dengan cara normal?" Tanya Sehun memelas, bisa mati karena malu Sehun jika melakukan it-
"Kenapa? Lagi pula aku tidak memintamu untuk menyuapiku." Acuh Suzy tak peduli.
"Lalu siapa?" Tanya Sehun was-was. Jantungnya berdetak tak karuan lagi selarang. Permintasn Suzy makin aneh dari waktu ke waktu.
"Kai."
Brush.
Brak.
"Jangan bermimpi kau!" Desis Jiyeon menodongkan Garpu yang entah kenapa malah masih berjuntaian pasta disana. Mi yang bergelantungan terlihat menggoda.
Hup.
"Enak." Seru Baekhyun saat juntaian mi yang terabaikan itu masuk ke mulutnya. Bumbunya melumer di mulut Baekhyun.
"Kalau begitu Chanyeol saja."
"Uhuk.. uhuk.. tidak! Chanyeol hanya milikku!" Baekhyun berseru tak terima. Menunjuk-nunjuk Chanyeol dengan wajah merah padamnya. "Kenapa tidak Sehun saja?!" Seru Baekhyun kesal. Membayangkan Chanyeol menyuapi Suzy mulut ke mulut saja sudah membuat tekanan darah Baekhyun naik senaik-naiknya.
"Sehun sudah biasa!" Suzy menyalak murka. Menyipitkan matanya menatap Baekhyun dengan kerucutan di bibir gadis itu.
Krik.
Krik.
Krik.
"Su.. sudah biasa bagaimana?" Gugup Jiyeon sebagai satu-satunya wanita yang benar-benar wanita diantara mereka.
"Sumpah! Kami tidak pernah seperti itu!" Sanggah Sehun panik. Wajahnya sudah memerah padam dan lihat saja wajah polos Suzy yang mengatakan hal vulgar barusan. Sungguh luar biasa tak bersalah.
"Eyyyy jangan seperti itu. Akui saja!" Chanyeol menggoda Sehun yang semakin memerah padam.
"Sekali lagi kalian membahas hal laknat ini, maka lihat saja.. akan aku tunjukan bagaimana sebenarnya pada kalian." Desis Sehun, ia tak bercanda sekarang. Mau ditaruh dimana harga dirinya?
"Ouuuuu jangan merajuk. Tak apa, itu wajar untuk kalian." Baekhyun menambahkan, memotong daging steaknya lalu disuapkan pada mulut besarnya yang sudah kelaparan.
"Sehuuun,, jangan seperti it-hmmphh." Mata Suzy membelalak saat Sehun benar-benar melakukan hal gila yang ia minta barusan. Di tempat umum! Ingat ini di cafe.
"Uhuk uhuk.. uhuk uhuk.."
"Bruuush huah."
"Sialan!"
"Hei hei ini masih di tempat umum.. heyyy stooop."
Ke empat manusia lainnya hanya bisa terkaget di tempat mereka. Sehun benar-benar melakukan apa yang tadi ia katakan. Sehun benar-benar luar biasa!
Cekrek.
Cekrek.
"Nghh.. hmmp sehummmp." Suzy meronta tak karuan, dia dengan jelas melihat bagaimana pengunjung lain mengabadikan moment mereka. Itu benar-benar membuat Suzy malu.
"Hah.. hah." Suzy meraup oksigen sebanyak-banyaknya saat Sehun melepas ciuman mautnya. Sungguh luar biasa.
"Masih berniat menggodaku?" Bisik Sehun tepat disamping telinga Suzy. Membuat Suzy hanya menggeleng dengan kepala tertunduk. Bagaimanapun yang tadi itu sangat memalulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."