Sehun bangun dengan dahi yang berkerut. Tumben-tumbennya kelinci betina itu sudah bangun duluan. Itu revolusi bagus ditahun baru ini.
Luar biasa.
Bangkit dari ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi.
Ranjang? Itu tugas Suzy.
"Ow, dahi mulusku sudah menunjukan tanda-tanda penuaan dini. Waktunya untuk medipedi." Gumam Sehun, menyentuh garis memanjang yang terdapat di dahinya lalu masuk ke dalam bathup.
Relax.
Memejamkan mata seraya menghayati air yang saat ini membungkus tubuhnya. Menuangkan shampoo dengan aroma mint ke telapak tangannya lalu mulai menggosok-gosok kepalanya.
Setidaknya kesan manly tak akan hilang walau ada secuil kerutan aneh di dahinya. "Aku masih tetap tampan." Gumam Sehun.
**
"Piring." Pinta Suzy, menengadahkan tangannya yang bebas dari spatula.
"Jiyeon, tolong mangkuk." Pinta Chanyeol. Mengaduk sup buatannya lalu mencicipinya dengan sendok. "Lumayan." Gumamnya.
"Gelas tinggi Jiyeon. Lima." Pinta Baekhyun. Mengangkat blender yang ia gunakan untuk membuat jus.
Brak.
Cukup Sudah kesabaran Jiyeon. Meletakan gelas yang diminta Baekhyun dengan kasar lalu melipat tangannya di depan dada.
"Aku minta diajari memasak! Bukan minta diajari menjadi babu!" Dengus Jiyeon dengan wajah merahnya. Ini penghinaan. Disuruh kesana kemari dan bodohnya ia mau-mau saja tadi.
Sret.
Dug.
Jiyeon mendudukan dirinya di atas kursi meja makan. Mengembang bukunya lalu mengambil penanya. Masa bodoh dengan acara masak-memasak. Persetan.
"Tenanglah Ji. Nanti kami ajari, janji." Ujar Suzy dengan pisau daging di tangannya.
"Aku tak pedul- yak! Kau mau mengancamku dan membunuhku jika aku tak mau, dengan pisau mengerikanmu itu?!" Pekik Jiyeon kaget. Menempelkan punggungnya ke pinggiran meja makan lalu menelan ludahnya dengan paksa. "Apa dia psyco?" Bathin Jiyeon ngeri. Jika ia, berarti dia harus mulai jaga jarak dengan tiga manusia itu. Dia bisa mati muda.
"Eh,, bukan. Aku tak sadar, hahah." Kekeh Suzy dengan wajah polosnya. Ternyata kepolosannya membawa bencana.
**
Sehun menaikan sebelah alisnya saat ia baru saja memasuki dapur. Bagaimana tidak coba.
Di atas meja makan, sudah ada berbagai makanan dan ajaibnya, empat makhluk disana sudah duduk manis dengan buku di tangan mereka masing-masing.Luar biasa bukan?
Sangat!
Sehun menarik kursinya lalu mendudukan bokongmya disana. Menyeruput air mineral dalam gelasnya lalu menegakan punggungnya.
"Ada apa ini?" Tanya Sehun heran. Menatap Suzy yang hanya duduk manis di sampingnya lalu menaruh nasi di atas piring sehun.
"Silahkan makan." Ujar Suzy ceria. Meletakan segala macam lauk pauk di atas piring Sehun dengan wajah polosnya.
"Selamat makan." Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."