Ch. 33

17.1K 1.3K 170
                                    

Suzy hanya terdiam sedari tadi, di kantin? Hanya mengaduk makanan. Di perpustakaan? Hanya melamun seraya membolak-balik halaman tak karuan. Di mobil? Hanya menatap kosong keluar jendela. Dan sekarang? Di kantornya Oh Sehun, tepat di samping Oh Sehun sang suami tercinta. Dia hanya terdiam dengan pandangan kosong ke kaca meja di hadapannya.

Tentu saja itu membuat Sehun khawatir. Beranjak dari duduknya, Sehun mendaratkan bokongnya tepat di samping Suzy. Memperhatikan bagaimana istrinya itu melamun dan juga memutar-mutar ponselnya tak karuan.

Sret

"Ada apa denganmu hmm?" Tanya Sehun setelah menyandarkan kepala istrinya itu di dada bidangnya. Mengusap pundak Suzy dan tersenyum tipis pada belahan jiwanya itu.

"Tidak ada." Jawab Suzy seadanya. Menyamankan kepalanya pada dada Sehun dan menghela nafas saat ia rasa ia membutuhkan itu.

Sehun tersenyum, mengusap pipi Suzy lalu membaringkan kepala gadis itu di pahanya. "Jika terjadi sesuatu ceritalah." Ujar Sehun. Menggenggam jemari kecil istrinya yang hanya menatapnya tanpa berkedip.

"Apa Eunji itu begitu mencintaimu?" Tanya Suzy. Melingkarkan tangannya pada pinggang Sehun dan menyembunyikan wajahnya di perut berotot sang pria.

Alis Sehun berkerut. Apa gadis itu membuat ulah lagi? Apa yang dia lakukan pada istri mungilnya? Pertanyaan itulah yang sekarang mengambang di otak Sehun.

"Tadi dia mengirimiku surat saat di kampus, dia bilang dia akan merebutmu dariku bagaimanapun caranya. Karena kau.. takdirnya." Semakin keujung suara Suzy makin tak terdengar. Membuat Sehun mengeryitkan lagi dahinya karena dia tidak terlalu yakin dengan apa yang ia dengar, lagi pula.. suara Suzy tak lebih dari suara cicitan cicak baginya.

Dengan perlahan, Sehun mengangkat tubuh Suzy, memeluknya sekilas lalu merebahkan tubuh mereka di sofa dengan lengan kiri Sehun sebagai bantalan Suzy. "Yang harus kau tau sayang, aku tak mencintainya dan tidak akan pernah mencintainya." Ucap Sehun. Mengusap pipi Suzy dengan tangan kanannya dan mengecup sekilas bibir merah muda yang telah menjadi candu baginya itu.

**

Suzy terdiam, menikmati bagaimana jemari Sehun mengusap pipinya dan tatapan tajam namun lembut yang hanya tertuju untuknya itu.

"Aku hanya takut Sehun." Bisik Suzy. Menelusupkan kepalanya pada dada bidang Sehun dan melingkarkan tangannya pada seputaran pinggang suaminya itu.

"Aku mencintaimu." Bisik Sehun lembut. Mengecup sekilas pipi Suzy dan memejamkan matanya. Jujur saja ia juga cukup lelah seharian ini. Rapat yang paling membuat tenaganya terkuras.

Ruangan Sehun kembali hening, hanya terdengar suara deru nafas dari dua insan yang sudah tertidur itu. Tak mempedulikan bagaimana dinginnya malam yang masuk entah dari mana. Mereka hanya saling memeluk, saling melindungi, dan saling menjaga.

Tok.. tok..

"Presdir, anda tidak pul-" ucapan Suho terhenti saat yang ia lihat hanya seonggok manusia dengan tubuh yang berbalut jas hitam mahal milik Sehun. "-lang?"

Suho terdiam, masih menimang apakah harus ia bangunkan atau ia biarkan. Jika ia biarkan? Sudah jelas bahwa mereka berdua akan menginap di kantor malam ini. Jika dibangunkan? Apa ada jaminan Sehun tidak akan memecatnya? Oow, Suho dilema bung.

"Presdir." Bisik Suho, memutuskan bahwa ia harus membangunkan Sehun bagaimanapun hasilnya. Ia juga tak tega melihat dua manusia itu tidur dengan posisi dan juga sofa yang tidak akan membuat nyaman sama sekali. Percayalah.

"Eunghhh." Jantung Suho berdetak tak karuan. Bukannya Sehun yang menyahut, wanita dengan gelar Nyonya Oh itu juga hanya melenguh dan menyamankan posisinya di pelukan Sehun.

"Apa mereka benar-benar nyaman dengan posisi ini?" Heran Suho, menggelengkan kepalanya tak percaya lalu berdecak kesal. Tak lucu jika ia menunggui dua insan ini hingga terbangun bukan?

"Pulanglah duluan."

"Astaga naga!" Suho terpekik kecil, bahkan melangkah mundur secara refleks saat ia mendengar suara berat Sehun. Bahkan tak ada pergerakan apa pun dari presdir itu. "Anda mengagetkan saya presdir." Keluh Suho lagi, mengusap dadanya lalu mengeluarkan ponsel, memperlihatkan pada Sehun bahwa sekarang jam sudah menunjukan pukul delapan malam.

"Hm, aku akan pulang sekarang. Jadi berbaliklah." Usir Sehun halus. Beruntung jika Suho tidak tersinggung dan hanya tersenyum tipis menanggapi presdir yang sialannya itu tingkat tinggi.

**

Sudah lima belas menit semenjak Sehun mengatakan dia akan pulang, nyatanya dia masih tetap berbaring seraya memandangi wajah istrinya, Suzy.

"Sayang, bangunlah. Kita akan pulang." Sehun berbisik seraya mengusap pipi Suzy. Entah kenapa, Sehun merasa ia begitu sangat merindukan istrinya ini. Setiap detik, menit, jam, dan setiap semua kegiatannya. Rasanya ia ingin selalu melihat Suzy, sungguh.

"Hei kelinci liar! Bangunlah." Gemas Sehun, menarik hidungnya Suzy hingga gadis itu kesulitan bernafas.

"Kau ingin membun- hoek."

Sehun kaget, langsung duduk dari posisi berbaringnya dan menatapi wajah Suzy. Tak ada yang salah setaunya.

"Hoek.. hoek.."

"Kau tak apa-apa?" Tanya Sehun khawatir. Mengusap kepala Suzy lalu menatap matanya. Entah kenapa Sehun ikut merasakan sakit saat ini.

"Aku bai- hoek baik-baik saja." Jawab Suzy seadanya, membersihkan mulutnya lalu bersandar pada Sehun. Tubuhnya bagai tak bertulang.

"Kita kerumah sakit." Ujar Sehun, mengusap bulir keringat yang keluar dari pori-pori Suzy lalu menggendongnya. Seperti biasa, brydal style.

**

Sumpah setengah mati! Sehun benar-benar sudah penasaran. Jantungnya berdebar tak karuan, seperti ada kembang api yang meletus di dalam perutnya. Rasanya luar biasa.

"Apa istriku baik-baik saja?" Sehun langsung bertanya, mengabaikan tata krama yang mungkin hanya bergeser sedikit itu dengan tatapan penuh harap.

Apa Sehun boleh berharap? Meloncat? Berguling-guling? Saat yang ia lihat sebuah senyuman tipis namun hangat?




























Apa Sehun boleh berharap bung?








TBC.


VOMENT jangan lpa ya guys,
Sorry baru update, kuota melarat mendekati sekarat,

Bye bye,, see u next chap.

DAP.

My Teacher My Husband : My [CEO] HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang