"Bahwa.."
**
Bahwa suaminya itu belum tidur sama sekali. Hanya memejamkan mata karna ia terlalu lelah untuk memikirkan hari esok bersama para cocomong itu.
Sehun mendengar suara pintu terbuka, namun ia tak bergerak sedikitpun. Ingin menggoda Suzy tentu saja.
Namun, saat ia akan menggoda ucapan sayang Suzy barusan, ia mengurungkan niatnya karna kaget dengan kecupan tiba-tiba tadi.
Ia diam-diam mendesah lelah. Bukan karna tak suka, tapi karna ciuman itu terlalu singkat. Tak mengesankan! Pikir Sehun.
"Apa tak bisa ciumanmu itu diperpanjang?" Tanya Sehun dengan wajah datarnya.
Suzy kaget. Matanya membulat lucu dengan wajah yang memerah sempurna. Jantungnya serasa berhenti berdetak entah karna apa.
Entah karna Sehun yang terlihat sangat tampan atau karna tatapan Sehun yang mengintimidasinya. Suzy hanya diam menatap dalam pada mata Sehun. Mata onyx hitam yang sangat memikatnya itu, membuatnya jatuh cinta lagi dan lagi pada Sehun.
"Kau tidak tidur?" Tanya Suzy sok tenang. Padahal jantungnya sudah berdisko besar-besaran di dalam sana.
"Tidak." Jawab Sehun. "Atau lebih tepatnya belum?" Goda Sehun dengan senyuman polos tanpa dosanya.
"J.. jadi?" Gugup Suzy lagi.
"Aku. Dengar. Dan. Rasa. Semuanya. Termasuk ciuman singkatmu ck!" Decakan kesal itu terdengar disertai dengan godaan-godaan Sehun berikutnya.
Menyebalkan.
"Berhenti menggodaku.!" Dengus Suzy tak terima.
"Kalau begitu berhenti membuatku tergoda sayang." Ujar Sehun, masih dengan wajah datarnya yang entah kenapa bisa terlihat mesum.
"Aku tak melakukan apa pun!" Bantah Suzy yang membela dirinya. Tuduhan macam apa itu!
"Kau melakukannya. Bibirmu memanggilku!" Ujar Sehun santai. Mendekatkan wajahnya ke wajah Suzy yang sudah terlihat memerah. Bahkan sangat merah.
Tinggal beberapa senti lagi untuk menyatukan benda itu, bahkan Suzy sudah menegang di tempatnya duluan.
"S.. Sehun." Cicit Suzy.
"Ak-"
Tok.. tok.. tok..
"Sialan!" Maki Sehun pelan. Menjauhkan lagi wajahnya lalu beranjak dari ranjang. Berjalan cepat menuju pintu lalu membukanya.
"Ada apa lagi nona park?!" Desis Sehun jengah. Lagi! Anggota kuartet ubur-ubur ini mengganggu waktu bermesraanku dengan Suzy! Bathin Sehun tak terima.
"Mm. Itu, aku ingin pinjam dapur dan seperangkat alat-alatnya untuk membuat cemilan." Cicit Jiyeon ketakutan. Memelintir ujung bajunya dengan kepala menunduk.
"Sudah ada cemilan di kulkas dan lemari. Jika kau ingin memasak lagi, silahkan. Asal jangan hancurkan dapurku dan bersihkan lagi setelah kau pakai." Ucap Sehun panjang lebar. Intinya dia juga akan mengizinkannya kenapa harus bicara sepanjang tali monyet begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."