ch. 57

13.9K 1.3K 106
                                    

"Eunghh." Suzy melenguh saat cahaya matahari menerpa kelopak matanya. Mengerjap pelan, Suzy mencoba bangkit untuk mendudukan dirinya. Kepalanya masih pusing akibat kejadian kemarin malam.

Kejadian kemarin malam?

Tubuh Suzy menegang saat kepalanya kembali memutar pada kejadian semalam, Sehun yang yang ia yakini bukan Sehunnya berdiri di depan rumahnya dengan tubuh yang penuh dengan darah.

''Jika bukan arwah seharusnya Sehun bisa langsung masuk bukan? Jika Sehun hanya berdiri di luar dan menunggun agar aku membukakan pintu itu artinya.. Sehun.. hiks." Air mata Suzy kembali turun saat ia rasa jantungnya seperti di remas-remas untuk dihancurkan, dan itu sungguh sakit. Sesak.

"Hks."

"Kau kenapa kelinci liar?" Suara berat itu Suzy tau. Sehunnya. Merasa bahwa itu hanya ilusinya Suzy kembali menangis bahkan semakin keras. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Sehun? Apa yang harus dia lakukan? Bagaimana dengan anaknya?

"Hks."

Greb.

"Ada apa? Kau tak ingin menyambut suamimu ini pulang?" Tanya Sehun seraya mengusap bagian belakang kepala Suzy. Membuat yang lebih kecil terisak makin keras. Masih merasa bahwa ini masih hanyalah sebuah hayalannya saja.

"Tak ingin melihat wajahku?" Tanya Sehun lagi.

"Apa yang terjadi disana? Apa kau benar-benar akan pergi meninggalkan aku sendiri? Kau ingin meninggalkan aku dan anakmu?" Cerca Suzy. Terisak untuk yang kesekian kalinya lalu berjengit kaget saat ia rasa Sehun mengangkat kepalanya. Mengecup bibir kecilnya lalu tersenyum kecil.

Apa ini nyata?

"Happy birthday honey." Bisik Sehun. Mengusap kepala Suzy dan mencubit pipi berisi sekenyal bakpao itu.

"Kau hiks ini? Tadi malam hiks?" Tanya Suzy tak percaya. Bahkan Suzy yakin bahwa tadi malam ia tak melihat tapak kaki Sehun yang menempel di lantai. Suzy yakin bahwa Sehun hanya mengawang-ngawang.

"Itu kejutan! Kau saja yang langsung pingsan." Omel Sehun. Memeluk Suzy untuk yang kesekian kalinya dan mengusap kepala gadis itu. Sedikit kasihan melihat wanitanya itu.

"Ya!! Tak bisakah kalian membantuku?! Aku ingin memberi kejutan pada istriku!" Amuk Sehun. Kepalanya sudah sakit karena tak tau harus melakukan apa lagi untuk hadiahnya. Kalung? Sudah ada! Jam? Sudah ada! Sepatu? Sudah selemari! Baju? Sudah segudang! Apa lagi? Semuanya sudah ada!

"Kejutan macam apa tuan Oh yang terhormat? Suzy itu bukan pencinta barang! Kau ucapkan saja dia sudah sangat bahagia!" Amuk Jiyeon. Oh Sehun itu sungguh sangat keras kepala. Apa pria itu memiliki pulsa yang banyak? Sudah semenjak setengah jam yang lalu seperti ini.

"Apa pun! Yang belum pernah dia terima!" Sehun masih keras kepala. Pasti ada satu hadiah yang belum pernah Suzy terima dari siapapun itu.

"Ah.. seperti ini saja." Chanyeol memberi saran.

"Dan seperti itulah." Ujar Sehun setelah penjelasan yang sudah sangat panjang baginya itu.

Suzy mengerjap lucu, jadi ini hanya sebuah jebakan? Hadiah? Hadiah macam apa? Hampir saja dia keguguran tadi malam. Sungguh suami sialan!

Sret.

"Kejutan kepalamu! Kau sungguh Sehun! Aku ingin membunuhmu! Kau hampir membuatku mati tadi malam!" Memukul dada bidang Sehun dan menjambak rambutnya sekeras yang ia bisa.

"Stop!" Sehun menahan tangan  Suzy. Menarik wanitanya mendekat dan mengerling kecil. Sedikit olahraga tak ada salahnya bukan?

"Apa?" Pekik Suzy keras. Dia belum puas!

"Olahraga di pagi hari tidak masalah bukan?" Menarik Suzy mendekat dan..

Cup.



























Tebeceh!

Sorry jarang update, sekalinya update singkat pake bnget.
Maaf jga jarang balas komen kalian.

Izin hiatus ya.

My Teacher My Husband : My [CEO] HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang