"Taeyon. Cepat bersiap-siap, kita akan melakukan pertemuan dengan calon suamimu! Cepatlah!" Taeyon berdecak malas saat ia tau ini hari H. Hari dimana ia tak mau dan tak akan mau menjadi istri dari seorang pria tua dengan tubuh besar dan bau!
"Aku tidak mau. Sampai kapan pun tak akan mau!" Taeyon berseru dari dalam kamarnya. Menggulung tubuhnya dengan buntalan selimut putih kesayangannya.
"Dia tidak tua Taeyon!"
"Memang tidak tua tapi tubuhnya seperti ikan buntal! Aku tak mau!"
Sampai kapan pun, jangan pernah berharap jika Taeyon akan mau melakukan hal semenggelikan ini. Jangan gila!
"Kau akan menyesal Taeyon!"
"Aku tak peduli!"
**
"Kau calon suamiku waktu itu?" Seru Taeyon tak percaya. Memandang Sehun dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dan jika ya, dia benar-benar menyesal menolak perjodohan ayahnya itu.
Sungguh tampan.
Sehun mengeryit heran, perempuan di depannya ini memang benar-benar gila!
"Kau Oh Sehun? Yang benar saja?!" Pekik Taeyon heboh.
"Hei makhluk rimba! Diamlah kau monyet!" Sungut Jiyeon. Melempari Taeyon dengan tisu bekas keringatnya.
"Cobaan apa lagi ini?" Bathin Suzy miris. Kenapa begitu banyak para pengganggu di hidupnya dan Sehun.
"Diam kalian. Hukuman kalian semua, tanpa terkecuali adalah menjadi petugas kebersihan kampus!"
"APAAAAA?!"
**
Bruk.
V mendudukan pantatnya dengan kasar di atas hamparan rumput, sumpah demi apa pun. Mengumpulkan sampah itu benar-benar melelahkan! Demi apa pun.
"Hei.. aku dengar ada yang sedang mencari sukarelawan untuk acara amal bagi yatim piatu. Kalian mau ikut?" V bersuara, entah kenapa kata-kata itu terlintas begitu saja di otaknya.
"Benarkah?" Jiyeon perespon yang pertama. Menatap V dengan mata berbinar menjijikan. Lihatlah bagaimana ekspresi anak itu!
"Yap. Kalian mau ikut? Tapi sepertinya aku tidak." Nada suara V terdengar sedih mencabut rumput sembarangan lalu membuangnya tanpa rasa bersalah. Kesal.
"Tentu saja aku ikut!" Suzy tiba-tiba berseru bahagia, bangkit dari duduknya lalu menepuk pantatnya yang mungkin saja ditempeli debu-debu nakal.
"Aku tentu ikut! Aku suka anak-anak! Bukan begitu papa?" Baekhyun menyenggol lengan Chanyeol, mengedip genit lalu mengusakan kepalanya pada lengan Chanyeol.
Menjijikan!
"Oh tentu saja mama. Ayo kita mendaftarkan diri." Chanyeol bangkit, menggandeng tangan Baekhyun dan melenggang entah kemana. Mencari panitia pencari relawan mungkin? Entahlah, mereka itu sulit ditebak. Sungguh!
"Hei hitam! Kau tak ikut? Anak kucingmu melahirkan?" Jiyeon menatap Kai, menepuk debu-debu yang menempel lalu beralih pada Suzy yang juga sedang menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."