Ch. 4

25.3K 1.8K 102
                                    

Karna sekarang ia berada di..

**

"

Aish.. kenapa aku begitu gugup?!" Sehun gemas sendiri dengan tingkahnya. Menarik nafas dalam lalu membuangnya perlahan. "Kau bisa. Menghadapi klien yang brengseknya minta ampun kau bisa, tidak mungkin jika hanya menghadapi anak kecik polos itu kau gugup!" Rutuk Sehun.

Melangkahkan kakinya lebih jauh hingga ia tanpa sadar sudah ada di depan pintu. Masuk dengan perlahan dan memutar tubuhnya kearah kanan. Dimana anak-anak sedang bermain.

Yap. Panti asuhan.

"Oh tuan. Kau datang lagi?" Tanya salah satu pengurus panti disana.

"Mm, ya. Aku merasa yah, begitulah." Ucap Sehun. Masih gugup.

"Inginku temani ke sana?" Tawarnya lagi.

"Ah tidak terima kasih." Tolak Sehun halus.

Wanita tadi mengangguk dan berjalan menjauh. Mengurus anak-anak yang lain.

"Huft. Kau bisa!" Bisik Sehun pada dirinya sendiri.

"Hai anak-anak." Sapa Sehun, menaruh paper bag nya di atas rumput lalu berlutut. Tersenyum kecil yang membuatnya terlihat semakin tampan.

"Pamaaaaaaan!" Teriak Youngmin dari jauh. Berlari sekencang mungkin lalu menubruk Sehun dengan pelukannya. Tak lupa dengan kecupan singkat di pipi kanan Sehun.

"Paman. Kau datang lagi?" Tanya Kwangmin dengan langkahnya yang tertatih.

Sehun mengangguk. Memperhatikan kaki kiri Kwangmin yang tak sepenuhnya menapak di tanah. "Ada apa dengan kakimu pikachu?" Tanya Sehun penasaran.

"Aah, aku hanya lupa bagaimana cara berjalan setelah bangun tidur." Gumam Kwangmin dengan pelan. Ia menunduk malu.

"Masih sakit?" Tanya Sehun.

"Tidak." Jawab Kwangmin santai.

"Aku membawa sesuatu untuk kalian." Ujar Sehun. Mengangkat paper bagnya dan membawa Kwangmin duduk di sampingnya.

"Apa itu paman?" Tanya Youngmin antusias.

"Ku harap kalian suka buble tea." Ujar Sehun.

"Aku maauuuuuu!" Seru Youngmin semangat.

Sehun mengeryit heran saat ada buble tea yang tersisa di paper bagnya.

Taro.

Sehun menatap anak-anak di depannya ini dengan dahi mengeryit dan tangan yang mengangkat satu buble tea.

"Ini? Mana anak rusa itu?" Tanya Sehun.

"Luhan demam, paman. Dia menggigaukan orang tuanya." Lapor Minwoo. Berdiri daru duduknya dan menarik tangan Sehun agar mengikutinya.

**

S

ehun terdiam. Memasuki kamar Luhan dengan anak-anak yang lain.

Dia, Sehun. Sudah sejak dua minggu lalu datang kesini. Membawa makanan apa pun untuk anak-anak di panti itu.

"Luhan. Paman Sehun datang." Bisik Donghyun.

"Tidak usah di bangunkan Donghyun." Ujar Sehun. Berjalan mendekati Luhan dan duduk di sampingnya.

"Kau sudah ke dokter bayi rusa?" Tanya Sehun.

Luhan mengangguk. Memeluk pinggang Sehun seperti memeluk bantal. "Aku merindukan keluargaku." Isak Luhan kecil.

Sehun tersenyum kecil. Kali ini dia merasa benar-benar seperti seorang ayah.

"Andai kau sudah siap Suzy."

Bathin Sehun sedih. Jujur ia sangat amat sedih.

"Tak apa. Menangis saja." Hibur Sehun seraya mengusap kecil punggung Luhan.

Tanpa Sehun tau entah sejak kapan. Youngmin dan Kwangmin. Pria kecil itu sudah merebahkan kepala mereka ke atas paha Sehun. Dan juga Minwoo, dia sudah tertidur di gendongan Sehun.

"Aku bersumpah bahwa aku sangat ingin seperti ini dengan darah dagingku. Kapan kau siap Suzy. Aku benar-benar.. ah, sudahlah." Bathin Sehun.

Dan,

Tes.

Air mata Sehun jatuh. Ia benar-benar tak tau harus bagaimana. Ia tak mungkin memaksa Suzy. Karna itu sama saja ia akan menyakiti gadis kecil itu.

Sehun tersenyum tipis, menurunkan Minwoo dari gendongannya dan merebahkannya di kasur tak jauh dari ranjang Luhan.

Begitu juga dengan Kwangmin dan Youngmin. Ia merebahkan dua bocah itu pada masing-masing ranjangnya.

"Paman kau akan pulang?" Tanya Kwangmin.

"Kau terbangun?"

"Bagaimana aku terbangun jika aku tidak tidur. Oh paman, kau menangis?" Tanya Kwangmin.

"Ah tidak. Oh ya, aku harus pukang pika." Bisik Sehun pelan.

"Aku bukan pika!" Dengus Kwangmin. "Apa kau akan datang lagi besok paman?" Tanya Kwangmin penuh harap.

"Aku tidak berjanji pika. Aku ada rapat besok." Sesal Sehun. Mengusap pelan rambut kwangmin dan mengecup dahinya. "Tidur yang nyenyak." Ujar Sehun.

Melambai sekilas lalu tersenyum dan berbalik pergi.

"Seandainya. Dan terlalu banyak kata seandainya dalam hari ini."


















































































TeBeCe.

















VOMENT jangan lupa beb.. sorry ngk ada Suzy eaaaa.. hahahahahaha.

Byeee.

See u next chap.


DAP.

My Teacher My Husband : My [CEO] HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang