maaf yang komennya ngak bisa dibalas ya, tapi pasti dinda baca kok, cuman ngk sempat balas.
Maaf yaaa...
**
"Astaga Bae Suzy!! Berapa banyak lagi musuhmu?!" Heran Sehun. Menggetuk kepala Suzy dengan sedotannya yang hanya dibalas oleh delikan mata dari yang bersangkutan.
"Ya,, berapa banyak musuhmu hah?!" Jiyeon ikut-ikutan. Mengambil muka di depan orang kaya tak ada ruginya bukan, mana tau Jiyeon mendapatkan traktiran makanan mewah begitu.
"Tiada hari tanpa berkelahi hah?" Sekarang Baekhyun ikut-ikutan menyudutkan Suzy. Membuat sang ibu hamil hanya mampu mendengus kesal.
"Dasar teman-teman sialan!" Maki Suzy dalam hati. "Kalian ada dipihak siapa hah?!" Kesal Suzy. Melempar Jiyeon dan Baekhyun dengan tomat yang ada di dalam piringnya. Jengah juga lama-lama jika diperlakukan tidak adil seperti ini.
"Sehun saja, mana tau mendapat traktiran begitu." Asal Jiyeon. Setidaknya dia jujur. Berada dipihak Suzy itu terkadang selalu menyusahkan. Lihat saja tadi contohnya, tidak hanya tadi, hari-hari yang lalu juga termasuk. Dimanapun Suzy mengibar atau pun melayani bendera perang yang telah berkibar, pasti mereka juga terkena impas. Jika tidak jambak-jambakan ya tampar-tamparan. Itu saja.
"Dasar pengkhianat ulung!" Sungut Suzy.
"Pengkhianat asal kenyang tak apa." Ujar Baekhyun.
Hening.
Suzy merasa ingin sesuatu, bukan Suzy tapi bayinya. Maklum ya ibu-ibu hamil. "Sehun." Panggil Suzy.
"Ya?"
"Ingin kembang gula." Adunya.
"Ok." Tentu saja Sehun menyanggupi. Itu mudah, hanya gulali bukan? Steak mouth to mouth saja Sehun memyanggupi.
"Yang sebesar guling dengan bentuk seperti telinga caplang milik Chanyeol."
"Sialan!" Chanyeol memaki. Diantara mereka semua hanya Chanyeol yang diam dan sekarang? Lihatlah! Urusan penistaan masih tetap dengan objek dirinya.
Keterlaluan.
Cih.
**
Sehun duduk diam di depan televisi, lelah teman-teman. Mencari tukang permen kapas yang rela membuat kembang gula sebesar guling dengan bentuk seperti telinga caplang milik Chanyeol.
"Sehun, ingin makan apa?" Tanya Suzy berbasi-basi. Cukup kasihan melihat suaminya tercinta kesusahan mencari tukang permen kapas. Tapi tak masalah, itu derita yang harus ditanggung oleh kepala keluarga.
"Daging singa!" Sungut Sehun. Pintar sekali istrinya ini berbasa-basi, kasihan huh? Sering-sering saja seperti ini. Kurus kering juga Sehun lama-lama.
"Uuuh Oh Sehuniii marah?" Goda Suzy.
"Enyah kau siluman kelinci liar!" Usir Sehun. Apa para suami juga mendapat efek dari yang namanya mood swing seperti ini?
"Eiiii apa kau tidak akan menangis?" Suzy duduk di pangkuan Sehun. Menarik pipi Sehun dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Hobi baru Suzy setelah hamil adalah 'mari kita menggoda sexy daddy Oh Seh.'
"Astaga! Manusia jejadian! Pergi kau astagaa!" Heboh Sehun. Menjauh untuk menuju kamarnya, jujur saja Sehun lelah. Tulangnya serasa akan tertanggal dari badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."