Suzy merutuki kebodohan dia dan teman-temannya. Membentak senior? Jika mereka masih SHS tak apa, ini mereka sudah kuliah. Kampus bung! Kampus. Habislah sudah mereka oleh para senior.
"Sudahlah. Apa lagi yang kau pikirkan. Biarkan saja. Kita berlima ini mahasiswa-mahasiswi tanggung sepanjang masa." Ujar Baekhyun seraya menyeruput susu stoberrynya.
"Ah ia, sebagai tanda telah bergabungnya Kai bersama kelompok kita. Kai akan mentraktir kita!" Seru Chanyeol, merangkul bahu Kai lalu mencolek dagunya.
"Kenapa kau begitu begitu menjijikan Yoda!" Sungut Kai. Melepaskan rangkulan Chanyeol lalu menggelengkan kepalanya tak percaya. Bagaimana ia bisa bergabung dengan kelompok abal-abal tak karuan ini.
"Ayo kemading. Aku dengar sudah ada kelompok untuk masa orientasi besok." Ajak Jiyeon bangkit dari duduknya. Menarik lengan kemeja Kai dan merangkul bahunya. Interaksi antar sahabat baru. Bagitu katanya.
**
"What the hell!" Pekik Baekhyun. Menunjuk-nunjuk papan mading dengan wajahnya yang luar biasa mengerikan. "Pembimbing kelompokku si Jung Yunho Yunho keparat itu?!" Pekik Baekhyun tak terima. Ingin sekali rasanya ia mencabik-cabik kertas di depannya ini dan membuangnya lalu membakarnya.
"Saksikan perang dunia antara aku dengan si Taeyon Taeyon terkutuk itu!" Tekad Jiyeon. Bagaimanapun ia harus membalaskan dendamnya.
"Kami.. entahlah. Shim Changmin. Aku dengar dia sepupu Yunho." Bisik Suzy pada Kai. Memperhatikan teman-teman kelompoknya yang lain bersama Chanyeol dan Kai.
Dan mata Suzy langsung terbelalak tak percaya, Eunji. Si manusia itu satu kelompok dengannya, si wanita dengan obsesi tinggi terhadap Sehun.
"Ayo pulang. Tak ada lagi yang perlu kita lakukan. Lebih baik mempersiapkan untuk peralatan besok." Ajak Kai.
"Aku tak akan mempersiapkan apa pun! Aku tak sudi di atur-atur!" Ujar Jiyeon. Berlalu dengan tangan yang terselip di dalam saku celana jeansnya.
"Ayyy tunggu! Aku juga!" Pekik Baekhyun. Bahkan ia melompat-lompat kegirangan saat ini. Mensejajarkan langkahnya dengan Jiyeon lalu merangkul bahu gadis itu.
"Kalau begitu kita juga!" Kini giliran Chanyeol dan Suzy. Menarik tangan Kai untuk menyusul dua sahabatnya yang lain lalu tersenyum bahagia.
Membuat pelanggaran itu memang hal terindah.
**
"Apa Oh Sehun ada?" Tanya Suzy pada resepsionis di perusahaan besar itu. Menunggu dengan senyuman kecil saat sang karyawan mencoba untuk menelfon Sehun.
"Ada nona. Presdir mengatakan jika langsung saja masuk keruangan beliau."
Suzy mengangguk, membungkuk seraya mengusapkan terima kasih dan berjalan menuju lift.
Entahlah. Dia hanya ingin bersama Sehun akhir-akhir ini. Dan Suzy rasa menjadi presdir itu tidak terlalu sibuk. Mungkin?
Tok.. tok.. tok..
"Masuk!" Suzy membuka perlahan pintu di depannya, menyembulkan kepalanya diantara celah pintu yang memperlihatkan Sehun sedang sibuk dengan dokumen-dokumen miliknya. "Letakan saja di mejaku." Perintah Sehun. Tak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari lembar-lembar yang akan menghasilkan uang milyaran won itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."