Suzy terdiam dengan menjadikan dada bidang Sehun sebagai bantalan kepalanya, sedangkan ia sendiri sedang sibuk dengan tablet di tangannya. Sesuatu yang memperlihatkan adegan-adegan seperti di drama, ketika hujan mereka berpelukan, ketika makan bersama si pria akan mengusap noda di sudut bibir wanitanya, dan hal-hal romantis lainnya. Itu jika di drama.
Jika nyata seperti hidup Suzy itu boro-boro.
"Apa yang kau tonton kelinci liar?" Tanya Sehun penasaran. Menutup buku di tangannya lalu mengintip dari balik bahu Suzy.
"Strong woman Do Bong Soon." Jawab Suzy singkat. Mengambil sebelah lengan Sehun untuk ia peluk.
Sehun mengangguk kecil, mengusap kepala Suzy lalu menciumnya sekilas. Pantas saja sedari tadi istrinya itu sibuk dengan tablet dan tablet.
Cup.
Ciuman pertama. Aman.
Cup.
Ciuman kedua. Aman.
Cup.
Ciuman ketiga. Am-
"Sehun. Jangan. Berhenti. Aku benar-benar akan overdosis jika seperti ini." Bisik Suzy. Menghentikan acara mari -menonton Park Hyung Sik- miliknya.
"Aku tidak masalah sayang." Jawab Sehun. Mengeratkan pelukannya pada pinggang Suzy yang hanya bersandar nyaman pada dada bidangnya.
Mereka diam. Terlalu senang dengan pemikiran masing-masing hingga tak sadar jika jam sudah menunjukan pukul sepuluh pagi.
Waktunya 'bermain'.
"Sehun ayo kita main." Ajak Suzy semangat.
**
Prak.
Bruk.
Prak.
"Bukan bukan! Cukup! Itu berlebih."
"Apanya?!"
"Ini akan asin Sehun. Aku yakin, Asin!"
Suzy heboh sendiri, menggetok kepala Sehun dengan sendok di tangannya lalu menatap Sehun kesal. Sehun yang di tatap juga balas menatapnya kesal, jidat seksinya pemirsa!
"Tidak meyakinkan!" Komentar Sehun, duduk di atas meja dapur lalu bersedekap dada. Memainkan tepung dengan tangan kanannya dan tangan kirinya yang memegang bungkusan putih itu.
"YA! Itu bukan mainan tuan Oh. Itu tepung!" Sungut Suzy.
"Aku tau." Jawab Sehun tak peduli. Melanjutkan acara bermainnya lalu mengabaikan Suzy lagi.
"Itu untuk dimasak bukan untuk dimainkan!" Lagi. Suzy menggeram marah.
"Aku tau!" Balas Sehun.
Sialan!
Sret.
Bruk.
Hap.
"Tepung itu untuk dimasak Nyonya Oh, bukan untuk di hambur-hamburkan!" Balas Sehun mengejek Suzy yang saat ini berada di atasnya.
Bayangkan saja, setelah Sehun mengatakan 'aku tau' yang terakhir kali. Suzy langsung menerjangnya, merebut bungkusan tepung dari tangan Sehun. Bungkusan tepung memang ia dapatkan, tapi tidak dengan tepungnya karena apa? Karena mereka berdua telah terlanjur jatuh keatas lantai dengan Suzy yang berada di atas Sehun dan tambahan tepung yang berjatuhan di atas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
Fiksi PenggemarKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."