Suzy mengumpat, menyumpah serapahi wanita liar di depannya ini dan,,
Sret.
Bruk.
Menjambak rambutnya lalu membantingnya hingga menghempas lantai.
"Kau!!" Amuk Suzy lagi. Menyingsingkan lengan bajunya lalu kembali mendekati wanita yang tadi menggoda suami tampannya.
"Ak-"
"Sehun, itu penggantiku hingga bulan dep-" ucapan Suho terhenti. Menganga lebar saat melihat penggantinya, sekretaris sementara Sehun yang sudah terjerembab keatas lantai dingin.
"Biarkan." Ujar Sehun pelan. Ia ingin melihat bagaimana rupa istrinya itu jika ia sedang marah besar.
Suho hanya mengangguk kikuk. Ia akui jika Jessica, penggantinya hingga bulan depan, bajunya benar-benar terbuka. Pantas saja Suzy mengamuk.
"Apa yang kau lakukan gadis kecil?!"
"Gadis kecil kepalamu! Kau cari mati mengganggu suamiku huh?!"
"Suamimu?"
"Kau pikir siapa pria yang kau goda itu hah?!"
Dada Suzy naik turun, menatap tajam wanita di depannya lalu menggeram marah saat wanita itu malah tersenyum pada Sehun. Berjalan mendekat dengan langkah anggun.
"Presdir."
"YA!!!"
Sret.
"Sudahku bilang jangan ganggu Sehunku!" Amuk Suzy. Menjambak habis-habisan rambut pirang itu dengan tenaga penuh. Tak peduli dengan helaian rontok yang meyelip diantara jemarinya.
"Aku membencimu! Kau mengganggu Sehunku!" Amuk Suzy. Menarik habis-habisan rambutnya lalu menghentakan kakinya kesal. Tak lama setelah itu yang ia lakukan malah menangis sesenggukan. Memeluk lututnya dengan bahu bergetar. Dia membenci dirinya sendiri, sangat malahan.
"Apa yang terjadi?" Tanya Suho berbisik, sedikit banyak tentu ia juga penasaran.
"Kau bisa lihat sendiri bagaimana calon penggantimu itu." Sehun balas berbisik, menatap datar gadis yang saat ini menangis frustasi di hadapannya.
"Apa karena Jessica menggodamu?" Tanya Suho bodoh. Jelas sangat bodoh. Hal yang sudah terpampang nyata itu masih aja ia tanya? Menakjubkan!
"Aku lelah bicara denganmu! Siapkan bahan untuk rapat! Biarkan saja mereka." Ujar Sehun seraya bangkit dari kursi kebesarannya. Mengabaikan dua manusia yang sedari tadi berkelahi hanya untuk mendapatkan perhatiannya.
"Sehu~n." Panggil Suzy dengan nada merengek yang sangat kentara. Ia benar-benar sudah menangis ngomong-ngomong.
"Pulanglah! Aku ada rapat." Suruh Sehun.
"Aku akan menunggumu."
"Aku tak akan mempedulikanmu!"
"Aku akan tetap menunggu."
"Terserah."
Dengan begitu, Sehun keluar dari ruangannya. Menegapkan bahu untuk menuju ruang rapat dan benar-benar tak menoleh lagi kebelakang, meski hanya untuk melihat istri mungilnya yang mulai terisak hebat.
**
"Oh Sehun." Bisik Suho pelan. Mengundang tatapan penuh tanda tanya dari yang dipanggil.
Kurang sekali sopan santun manusia pendek ini, begitulah bathin Sehun kira-kira. Menoleh sejenak lalu kembali membuang muka kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanficKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."