Ucapan Suzy terputus saat seseorang berbadan besar memanggil 'tuan muda'. Spontan saja semua dari mereka menoleh, bahkan Baekhyun yang hampir menyeruput susu pisang Chanyeol harus terhenti saat itu juga.
Mereka menatap satu sama lain. "Jiyeon?" Gumam Suzy.
"Aku?" Jiyeon menunjuk dirinya sendiri. "Aku perempuan, tak akan ada yang memanggilku tuan muda!" Sungut Jiyeon.
Mereka kembali saling tatap, kali ini tatapan mereka terarah pada Chanyeol.
"Bukan aku! Aku tau semua antek-antek ayahku." Ujar Chanyeol. Menggeleng heboh dengan mata bulatnya yang lucu.
"Oh jangan menatapku seperti itu. Aku sama sekali tak tau menahu." Baekhyun pasrah, mengangkat tangannya ke udara lalu menggeleng.
Tertinggal Suzy, tapi tak mungkin Suzy. Untuk apa dan siapa yang mengirim antek-antek berbadan besar itu?
Sehun? Tidak mungkin.
Orang tuanya? Oh, orang tuanya terlalu sibuk berbulan madu di Jepang semenjak ia menikah dengan Sehun. Yang menikah siapa, yang bulan madu siapa.
"Apa kau Jo- mana dia?" Tanya Jiyeon yang sadar akan ketidak adaan manusia hitam itu. Alisnya mengeryit heran, tak mungkin jika anak itu bisa berteleportasi bukan? Lelucon kuno apa itu?
**
"Mau lari kemana kau hitam?" Tanya Jiyeon sarkastik, menarik ujung kerah kemeja Jong In yang akan memasuki toilet.
Untung mereka bergerak cepat mencari si hitam itu, jika tidak? Entahlah. Mungkin Jiyeon akan menerobos masuk kedalam toilet pria.
"Kau tak lihat jika aku ingin ke toilet? Kau ingin masuk bersamaku?" Tanya Jong In. Pria itu sudah sangat ingin memenuhi panggilan alamnya, dan Jiyeon? Malah menahannya di depan pintu.
Apa ada yang lebih menyakitkan dari itu?
"Kenapa kau lari saat ada yang memanggil tuan muda?" Tanya Jiyeon tak mempedulikan panggilan alam Jong In.
"Park Jiyeon! Aku ingin buang air kecil! Tak bisakah kau menunggu sebentar?! Dan apa kau ingin aku buang air kecil di sini? Kau ingin lihat?!" Sungut Jong In. Ia benar-benar sudah tak tahan.
"YA!!" Teriak Jiyeon tak tahan, wajahnya sudah memerah malu. Bagaimana bisa pria itu berkata dengan begitu vulgarnya pada perempuan?
"Kenapa perkataanmu begitu vulgar?! Aku perempuan kau tau?!" Pekikan tertahan Jiyeon keluarkan. Sedikit banyak ia juga merasa malu.
"Kau? Perempuan? Aku pikir kau pria!" Balas Jong In tak mau kalah. Kekesalannya mengalahkan hasrat dari panggilan alamnya.
"Kami tunggu di sini." Suzy menengahi perselisihan dua manusia di depannya ini. Bagaimanapum ia juga tak taham dengan tatapan aneh para seniornya.
Dengan wajah yang bersungut-sungut, Jong In memasuki bilik toilet dan membanting pintu dengan sekeras-kerasnya. Tentu saja ia kesal.
**
"Ya ya ya! Ayo jelaskan." Desak Suzy. Menarik-narik lengan kemeja Jong In dan juga sesekali menarik helai rambutnya.
"Tenanglah Bae Suzy! Kau mengacaukan tampilanku!" Decak Jong In. Menjauhi jemari Suzy dari tubuhnya lalu mengambil jarak beberapa centi jauhnya, ia merasa teraniaya jika di dekat para sahabat gila itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
Fiksi PenggemarKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."