"Tadi tergores tepi pintu bilik toilet." Jawab Suzy cepat. Mengangguk kilat saat alasan konyol paling masuk akal itu terucap begitu saja dari mulutnya. Jenius sekali bukan.
"Tergores? Ini lebih mirip seperti cakaran kuku Suzy." Ujar Sehun tak percaya. Menatap mata Suzy dan menemukan secuil kebohongan disana. "Kau berbohong sayang." Nada Sehun terdengar kecewa. Melepaskan tangkupan tangannya pada pipi Suzy dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Sehun, jangan salah paham. Ku mohon, aku hanya tak ingin membuatmu khawatir. Sungguh." Sergah Suzy cepat. Mengguncang bahu Sehun yang sudah menutup matanya untuk segera menemui alam mimpi.
Oh ayolah, Suzy tak bermaksud seperti itu, kalian tau bukan? Suzy itu gadis baik hati yang lemah lembut. Terkecuali pada Taeyon dan antek-anteknya.
"Sehuuuun." Suara Suzy mulai mendayu-dayu. Mengguncang bahu Sehun lalu menepuk-nepuk pipi suaminya itu. Berharap pemuda itu terjaga dan memaafkannya. Simpel bukan?
Sret.
Suzy terkejut bukan main. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Sehun membuka matanya dan memegang kedua bahu Suzy. Tatapan mata Sehun itu luar biasa tajam dan jujur saja, Suzy sedikit takut.
Bugh.
Suzy makin tak karuan saat Sehun membaringnya tubuh gadis itu di atasnya. Jadi kepala Suzy tepat berada di dada bidang Sehun. Oh ya ampuuun! Bisa kalian bayangkan?! Bahkan bunyi degup jantung Sehun dapat terdengar jelas oleh Suzy. Sangat jelas!
"Sehun." Cicit Suzy. Meremas piyama bagian pinggang Sehun dengan wajah yang memerah sempurna. Luar biasa!
"Kau semakin membuat suamimu ini khawatir Suzy." Ujar Sehun. Mengusap kepala Suzy lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.
"Sehun, bagaimana jika dadamu sakit?" Tanya Suzy khawatir, sebenarnya jantungnya sudah berdegup tak karuan jika kalian ingin tau.
"Tidak akan. Sekarang tidurlah." Ujar Sehun. Memeluk tubuh Suzy lalu mengusap punggung serta kepala gadis itu agar lebih nyaman.
Sehun pengertian bukan? Ya! Sangat!
"Ya ampun tuhan, terima kasih karna sudah mengirim malaikat baik hati ini padaku. Terima kasih sudah mengirim Sehun yang begitu pengertian padaku. Terima kasih." Suzy membathin bahagia seraya memejamkan matanya.
**
Sret.
Buk.
"Ck! Apa?" Desis Suzy saat ia rasa bahunya sakit karna membentuk dinding di belakangnya.
"Heh. Kau merasa sangat cantik hingga bisa melawanku?" Taeyon. Gadis itu adalah Taeyon. Manusia sialan yang selalu mengganggu hidup Suzy akhir-akhir ini.
"Dibanding denganmu? Tentu saja. Dari segi mana pun aku lebih cantik dari pada dirimu! Kau sangat tau itu!" Ujar Suzy santai. Bersedekap dada lalu menatap Taeyeon jengah.
"Ooh, merasa berkuasa karena Sehun ada di belakangmu?" Tanya Taeyon dengan seringainnya.
"Tentu tidak, berkuasa pun Sehun memang ada urusannya denganmu?" Tanya Suzy balik. Mendorong bahu Taeyon lalu mencibir saat ia lihat Taeyon yang mulai naik darah karena ulahnya.
"Kau benar-benar tak tau diri!" Marah Taeyon dan mengeluarkan gunting dari balik punggungnya. "Seperti sedikit pelajaran pada wajahmu bisa membuatmu lebih tau diri." Desis Taeyon. Mengarahkan ujung gunting kewajah Suzy lalu menekannya. Beruntung Suzy cepat mengelak, jika tidak? Habis sudah wajah cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."