Setelah mengucapkan kata-kata tak terkira itu. Suzy langsung saja menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Sehun.
"Hahaha kenapa?" Tanya Sehun heran. Mengusap pelan kepala Suzy lalu menepuk-nepuknya.
"Itu memalukan." Lirih Suzy. Memukul kecil dada Sehun yang hanya terkekeh melihatnya.
"Terserahmu kalau begitu. Aku percaya apa pun yang kau pilih itu adalah yang terbaik." Ujar Sehun dengan senyum tulusnya.
"Tentu!" Jawab Suzy sumringah.
"Sehun." Panggil Suzy.
"Mm?" Dengungan Sehun sebagai jawaban.
Pletak.
"Aww." Ringis Sehun seraya mengusap kepalanya yang baru saja mendapat ketukan cinta dari Suzy.
"Apa tak ada kosa-kata lain selain mm?" Tanya Suzy murka. Hendak menggetok lagi sebelum tangan Sehun memegang kedua pergelangan tangannya.
"Nasib perusahaan tergandung pada otak cerdasku, kau tau. Bukan otak batu ini!" Balas Sehun seraya menggetok balik kepala Suzy. Menimbulkan protesan dari bibir mungil di depannya.
"Ya!! Otak batu ini juga berguna!" Dengus Suzy tak terima. Menendang tulang kering Sehun dengan perasaan cintanya yang sangat amat teramat sangat banyak.
"Aw tendanganmu luar biasa sayang." Puji Sehun mau tak mau. Menyentil dahi Suzy dengan keras lalu menarik kedua pipinya dengan tak kalah keras.
"Sakiiiiiit Sehuuuun!!" Pekik Suzy dengan mata berkaca-kaca. Yang benar saja! Kekuatan Sehun itu luar biasa seperti kuda. Menyakitkan asal kalian tau.
"Uuuh.. maaf ok." Ujar Sehun. Jelas sekali bahwa ia sedang mengolok-ngolok istrinya itu.
"Dia-"
Cup.
Cup.
"Ucapan maafku. Sudah tidak sakitkan? Aah.. atau perlu aku cium di.." jeda, "sini." Goda Sehun seraya mengusap bibir Suzy.
Bayangkan! Wajah Suzy sudah seperti kepiting rebus yang benar-benar sudah matang. Sangat merah jika kalian ingin tau.
"Baiklah." Lirih Sehun pelan. Menjepit dagu Suzy yang sedang menunduk karna menahan malu agar menatap matanya. Tersenyum tipis lalu mendekatkan wajah mereka.
Dekat.
Dekat.
Dekat.
Makin dekat hingga hanya tersisa 0,01 cm lagi agar kedua bibif mereka bertemu.
Dek-
"Sehun!" Seru Kris dengan tak tau malunya.
"Sialan!" Maki Sehun. Menatap Kris dengan mata berapi-berapi lalu memeluk gadisnya yang makin memerah itu. "Bisa kau ketuk pintu wahai Tuan Wu Yifan yang termorhat?!" Desis Sehun. Selera ciumannya menguap entah kemana.
"Ups,, sorry. Ngomong-ngomong, pose kalian lumayan.. yah.. aww." Goda Kris. Duduk di atas meja Sehun lalu menyumpit salah satu makanan yang dibuat Suzy tadi.
"Kau perlu les privat tata krama dan sopan santun Kris." Ingat Sehun. Masa bodoh dengan posisinya dan Suzy saat ini.
"Aku ingin bicara serius." Ujar Kris. Tak menghiraukan Suzy yang masih duduk di pangkuan adiknya itu.
"Mm.. Sehun, aku akan pulang saja. Sekalian aku ingin bertemu Jiyeon dan yang lainnya." Bisik Suzy. Masih dengan wajahnya yang memerah sempurna.
"Tid-"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."