Sehun memijat pelan pelipisnya, kenapa teman-teman istrinya ini blak-blakan semua? Heran.
"Hentikan semua pembicaraan vulgar kalian ini." Lirih Sehun pusing.
"Ok." Jawab Baekhyun santai. Mengayunkan kakinya bagai anak kecil dengan mulut yang mengunyah permen karet.
"Dari mana kau dapat?" Tanya Kai heran.
"Di atas meja ini. Tadi." Jawabnya enteng, membuat gelembung besar lalu meletuskannya.
"Di atas meja?" Ulang Suzy. Baekhyun mengangguk.
"Itu sudah kadaluarsa bodoh!"
"APAAA?!"
**
"Tega sekali kalian padaku!" Sungut Baekhyun. Menghentakan kakinya kesal dan mendudukan diri di samping Jiyeon.
"Siapa suruh kau asal makan!" Sahut Sehun acuh. Bagaimanapun itu bukan salahnya.
Suzy hanya diam, semenjak pembahasan 'kenapa wajahnya memerah' yang berujung pada pembahasan 'ukuran' tak ada lagi suaranya terdengar. Hanya diam mendengarkan dan sesekali tersenyum kecil.
"Kau masih memikirkan 'ukuran'?" Tanya Kai polos. Tersenyum kecil saat ia rasa Sehun akan membunuhnya saat itu juga hanya dengan kedipan mata berlaser miliknya.
"Kim Jong In sialan!" Maki Suzy, melempar Kai dengan apa pun yang ia dapatkan. Bahkan menjambak, sudah. Menendang, sudah. Menampar, hampir. Mencubit, sudah. Seremas, sudah. Hanya menjewer telinga manusia hitam itu yang belum, dan sekarang adalah waktunya.
"Akh.. argh.. sakit!" Pekik Kai keras. Tangan Suzy itu kelihatannya saja yang halus, aslinya luar biasa panas. Membakar. Bahkan Kai mungkin bisa melihat asap hitam keluar dari otaknya melalui lubang telinga kecilnya itu.
"Orang hamil itu benar-benar emosional." Puji Chanyeol.
"Tenang Yeol. Jika aku hamil nanti kau juga akan kesusahan mengurusku. Tunggu saja." Kekeh Baekhyun dan bersandar nyaman di lengan kokoh Chanyeol. Sesekali mencubitnya gemas.
"Kau hamil?" Heran Kai. Menghentikan aksi brutal Suzy pada rambutnya juga pada tubuh berbentuk miliknya.
"Kenapa Chanyeol yang susah?" Tanya Sehun.
Brak.
"Kau berniat untuk menikah dengan Chanyeol?!" Pekik Jiyeon keras, menggebrak meja saking kesalnya lalu menunjuk Baekhyun dengan jari tengahnya.
"Ya tuhaan." Lirih Sehun. Dia yang sudah lelah semakin lelah melihat tingkah bocah-bocah ini.
"Memang kau bisa hamil? Memiliki rahim?" Tanya Suzy. Melepaskan cengkramannya pada rambut Kai yang sudah memohon-mohon padanya sedari tadi. Sedikit banyak Suzy juga kasihan.
"Dasar bodoh!" Gumam Sehun tak percaya. Bagaimana Suzy bisa percaya pada omong kosong macam itu?
"Kau tak tau jika aku male pregnant? Male pregant? Intinya itu!" Pusing Baekhyun. Lelah juga jika dijelaskan. Susah diungkapkan dengan kata-kata.
"BWAHAHAHAHAHAHAHA kau bodoh Baek. Benar-benar bodoh! Tak ada yang seperti itu. Jika pun ada, itu berarti kau dulunya transgender." Tawa Jiyeon pecah. Tak habis pikir dengan pemikiran polos Baekhyun. Bagaimana bisa ia memiliki teman macam mereka? Bodoh-bodoh tanggung. Menggelikan.
"Ya! Bodoh! Ikuti saja permainanku! Tidak peka!" Sungut Baekhyun marah. Melempar Jiyeon dengan sayuran yang tak jauh darinya yang tadi ingin Suzy bersihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."