Chanyeol terdiam dengan ramen di depannya, mengaduk-aduk mangkuk berisi penuh kuah itu. Baekhyun sedang memandangi ponselnya, dan Jiyeon sedang menatap layar televisi di depannya. Bosan sungguh!
"Ayo lakukan sesuatu!" Ajak Chanyeol. Suasana saat ini benar-benar hening dan sungguh tak menyenangkan. Tau saja Chanyeol itu seperti ulat cabe. Tak mau diam.
"Aku malas." Respon Baekhyun. Mengubah posisinya menjadi duduk dan berteriak heboh.
"What the shit?!" Pekik Baekhyun. Menarik rambut Chanyeol dan rambut Jiyeon agar mendekat kearahnya. Ini sungguh berita penting. Sangat penting.
"Apa?" Tanya Jiyeon malas.
"Kris Wu sudah menetapkan tanggal pernikahan. Ya tuhan, dua minggu lagi!" Heboh Baekhyun. Entah kenapa ia menjadi sangat antusias jika Kris Wu si kakak dari manusia tak berekspresi suami sahabatnya itu menikah. Pasti akan sangat mewah lagi. Baekhyun sudah tidak tahan ingin merasakan Stoberry cake dari acara pernikahan keluarga kaya raya itu. Saking kayanya, harta dari keluarga Oh itu tidak akan habis tujuh turunan, lima tanjakan, dan delapan belokan.
"Lalu apa? Kenapa kau yang heboh?" Heran Jiyeon. "Mengganggu acara melihat wajah tampan Hwang Minhyun milikku saja!" Dengus Jiyeon masih tak rela jika wajah pria tertampan seantero Koreanya terlewat beberapa detik saja.
"Makan Hwang Minhyun itu. Dasar aneh!" Sungut Baekhyun, ini berita terhot seantero jagat raya dan wanita itu tak merespon apa pun? Punya perasaan atau tidak? Heran ah.
"Apa maksudmu aneh sialan?!" Maki Jiyeon. Chanyeol menghela nafas, jika manusia ini di satukan maka tak akan ada kata akhir hingga kiamat tiba pun. Maklum saja mulut mereka seperti petasan tahun baru.
"Apa maks-"
"Kau tak cemburu Ji?" Tanya Chanyeol.
Ini juga manusia Caplang ini, cemburu apanya? Pada siapa? Kris Wu? Maaf saja, selera Jiyeon itu setinggi langit ke tujuh. Lebih malah. Kris itu belum mencapai seperempat langit pertama.
"Cemburu? Hih buat apa?" Jiyeon berdecih kesal, memilih untuk melanjutkan acara mari menatap wajah Hwang Minhyun sang pangeran impiannya.
"Bukannya kau pernah dekat dengan pria tampan itu?" Heran Chanyeol.
Satu lagi. Dekat dari mana? Jangan bermimpi! Apa saling melempar tatapan maut saat bertemu itu dikatakan dekat? Jika iya, maka Jiyeon bersumpah, saat dia bertemu dengan Kris esok hari ia akan langsung mencium Kris saja. Itu lebih baik.
"Mungkin mereka menjalin hubungan dalam diam!" Entah mendapat pencerahan dari mana hingga tiba-tiba saja pemikiran terkutuk macam itu melintas di otak cantiknya.
Bruk.
Sret.
"Mari bertengkar di luar!"
**
"Hei,, apa kabar anak daddy? Baik?" Sehun duduk bersimpuh di depan Suzy yang sedang bersandar nyaman di sofa coklatnya, menyapa anak pertama mereka yang sebentar lagi akan melihat dunia. Semoga saja.
"Apa mommy memberi asupan gizi yang cukup?" Lagi, Sehun berbincang dengan sang buah hati. Berharap sang janin mampu mengenali suara ayahnya ini saat ia lahir nanti.
"Aku tidak sejahat itu Sehun." Suzy mengelus wajah tampan suaminya, entah kenapa semenjak hamil ini hobi baru Suzy adalah untuk menyentuh wajah suaminya. Mulai dari alis, mata, hidung, pipi, bibir, dan kembali ke alis lagi.
"Semakin mengagumi wajahku?" Tanya Sehun penasaran. Memeluk pinggang Suzy dan mengusap perut yang sudah agak membengkak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanficKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."