Sehun diam memandang Kris yang saat ini sedang berdiri di depan cermin mematut dirinya dengan stelan pakaian mewah yang akan menemaninya saat pernikahan nanti.
"Kau sudah selesai? Wanita di ujung sana terus menatapmu." Dengus Sehun jengah. Memutar bola matanya dan merogoh kantong celananya. Sedikit penasaran dengan apa yang sedang istrinya lakukan.
"Diam kau tembok berjalan!" Dengus Kris. Ia tau jelas bahwa adik tercintanya ini sangat membenci calon istri yang sialnya juga dia cintai.
"Kau sudah bersiap?" Tanya Sehun dengan ponsel di telinga kanannya.
"Mm sudah. Kapan kita berangkat?"
"Sebentar lagi. Aku harus menemani naga sialan ini dulu. Tunggu di rumah ok." Sehun melirik Kris yang hanya mengumpat di depannya.
"Ok."
"Jangan lupa makan ok." Mematikan ponsel dan kembali melirik jam tangannya. Ini sudah masuk jam ketiga dan si sialan yang sialnya kakaknya ini malah belum selesai juga.
"Kau akan kemana?" Tanya Kris penasaran.
"Rumah sakit. Cek rutin kandungan istriku." Jawab Sehun santai. Ini sudah masuk bulan keenam kalau Sehun tidak salah hitung.
"Tiga bulan lagi bukan?" Tanya Kris dan duduk di samping Sehun. Melipat tangannya di depan dada.
"Ya, aku bahagia dan takut pada waktu yang sama." Ujar Sehun. Kris mengangkat alisnya penasaran. "Bahagia karena anakku akan lahir dan takut jika saat proses melahirkan nanti terjadi sesuatu." Lirih Sehun tak berani membayangkan. Bagaimanapun Sehun tak ingin itu menjadi kenyataan. Membayangkan saja Sehun sudah mati ketakutan, jangan sampai terjadi intinya.
"Istrimu sudah selesai Kris. Aku ingin menjemput Suzy. Bye, sampai jumpa dirumah." Sehun berlalu pergi. Menepuk bahu Kris sekilas dan melenggang begitu saja tanpa mau repot-repot berpamitan pada calon istri Kris.
Masih ingat jika dia membenci semua yang sedarah dengan calom istri Kris bukan? Tentu saja.
**
"Kau akan kemana Suzy?"
"Kenapa rapi sekali?"
"Kai akan kencan?"
"Kai?"
"Aku?"
Suzy mendesah lelah, sudah dikatakan bahwa ia tidak bisa pergi hari ini, dan lihatlah! Empat cocomong itu malah sudah duduk manis di kursi ruang tamu miliknya.
"Kenapa membawa-bawa namaku?!" Pekik Kai tak terima. Diam tidak melakukan apa-apa saja Kai sudah seperti ini apa lagi jika dia melakukan apa-apa. Habislah sudah.
"Maksudku Kau! Bukan Kai! Aku salah sebut!" Baekhyun balas memekik. Enak saja berteriak-teriak padanya. Ingin digantung?!
"Tenanglah. Aku hanya akan kerumah sakit. Memeriksa kandungan." Suzy menghela nafas lelah. Kenapa temannya begitu cerewet semua? Suzy jadi terharu sendiri jika melihat perhatian teman-teman sialannya ini.
"Woah, kami ingin ikut. Dia harus mengenal paman dan bibinya. Harus!" Chanyeol memekik histeris. Terlalu bersemangat saat akan melihat gumpalan daging yang bergerak-gerak itu. Woaw, pasti sangat menyenangkan.
Ceklek.
"Ok ok Sehun sudah datang! Ayo kita pergi sekarang!" Jiyeon berseru.
"Kemana kalian? Aku tidak mengajak kalian." Dengus Sehun. Berjalan mendekati Suzy dan mengusap kepalanya. Pasti istrinya ini menjalani hari yang berat beberapa waktu lalu. Lihatlah wajah lelahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
FanfictionKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."