Ch. 12

21.2K 1.5K 50
                                    

Sehun meregangkan otot-ototnya. Lelah, bahkan sangat lelah. Menenangkan empat remaja labil itu sangat susah. Emosi mereka masih naik-turun dan itu membuat Sehun kewalahan.

"Kelinci liar! Bangunlah. Aku akan mengantarmu tes hari ini." Ujar sehun. Menarik ujung hidung Suzy hingga gadis itu meringis. Sakit.

"Bangunkan dengan cara kemanusiaan Sehun." Suzy merengut lucu. Menyibak selimutnya dengan kasar lalu menghentakan kakinya menuju toilet. "Bersihkan tempat tidur." Suruh Suzy dengan jari telunjuk lentiknya yang mengarah pada Sehun.

"Tidak. Itu tugasmu!" Tolak Sehun. Berbaring lagi dan segera memunggungi Suzy.

Dug.

"Akh." Ringis Sehun saat sepasang sendal mendarat ke punggungnya. Lumayan keras namun tak terlalu menyakitkan.

"Baru tadi malam kau menangis tersedu-sedu di dalam pelukanku dan sekarang kau sudah menjadi macan betina lagi?! Huh." Dengus Sehun.

Dug.

Melempar kembali sandal Suzy hingga mengenai dahi seksi istrinya itu. "Huuu Sehun.. maafkan aku hiks.. aku janji aku akan lulus tes besok. Maafkan aku karna selama ini aku kekanakan hiks." Olok Sehun, mendengus sinis ke arah Suzy yang saat ini sudah memerah. Ia jujur soal yang barusan. Suzy benar-benar menangis sesenggukan di pelukannya.

"Hiks.. maafkan aku Sehun." Suzy terisak-isak. Menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Sehun yang saat ini hanya bisa mengelus pelan punggungnya.

"Stt.. tak apa, mereka juga tak ingin melihatmu sedih mungkin." Bisik Sehun.

"Sehun." Panggil Suzy dengan mata seperti anak kucingnya.

"Ya?" Jawab Sehun pelan.

"Aku.. aku minta maaf karna belum bisa me.. hiks.. mengabulkan permintaanmu. A.. aku belum siap Sehun." Isak Suzy lagi. Kali ini air matanya makin berderai. "Aku benar-benar bukan istri dan sahabat yang baik." Sesal Suzy.

"Hey. Hey. Tenanglah, tak apa. Aku bisa menunggumu, dan aku sudah bilang jika aku tidak akan memaksamu bukan." Bisik Sehun lagi. Mengecup pelan puncak kepala Suzy lalu tersenyum kecil.

"YA!! Berhenti mengungkit itu!" Marah Suzy. Berjalan cepat menuju Sehun lalu memukulnya dengan membabi-buta.

"Aw.. akh.. sakit!" Ringis Sehun. Memegangi lengannya yang menjadi sasaran empuk Suzy. Pukulan kelinci liar itu benar-benar menyakitkan. Kalian tau!

"Rasakan! Dasar tukang ledek! Gunakan sedikit peri kemanusiaaanmu!" Amuk Suzy lagi.

"Yang memukulku tanpa ampun siapa nona? Harusnya kau yang membangun lagi rasa KEMANUSIAANmu itu!" Sindir Sehun dengan menekankan kata kemanusiaan disana.

Jujur saja. Lengannya benar-benar sakit semua.

**

Chanyeol dan Baekhyun bergerak gelisah di duduknya. Bagaimana tidak? Ini hari tes mereka dan mereka sangat amat teramat takut. Takut jika mengecewakan Sehun tentu saja. Bukan takut mengecewakan orang tua mereka yang saat ini hanya sibuk mengisi pundi-pundi dolar mereka.

Sialan.

"Hhh. Aku takut Baek." Bisik Chanyeol di kursinya.

"Aku juga!" Balas Baekhyun seraya memelintir ujung bajunya.

"Ya!! Apa yang kalian risaukan?!" Tiba-tiba Jiyeon datang dengan wajah kelewat cerianya.

My Teacher My Husband : My [CEO] HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang