Flashback.
"Oh Suzy. Bangun! Mandi! Bersiap. Ini hari perpisahanmu!" Sehun menarik tangan Suzy dan menyibak selimutnya.
"Aku masih mengantuk." Desah Suzy malas. Merebahkan lagi tubuhnya dan memeluk guling kesayangannya.
Sehun mendesah malas. Menarik tangan Suzy lagi lalu menangkup pipinya. "Sekali lagi kau merebah. Aku tarik paksa ke kamar mandi." Ancam Sehun. Bersedekap dada dan melotot ke arah Suzy.
"Ikatkan rambutku." Pinta Suzy dengan mata yang masih terpejam. Menguap kecil lalu hendak merebah lagi.
Bruk.
"Aish.. bangunlah!" Suruh Sehun seraya mengerang frustasi. Menarik kembali tangan Suzy dan menyandarkan kepala gadis itu ke bahunya. Meraih ikat rambut yang terletak di atas nakas, di samping tempat tidur.
Menarik keatas rambut Suzy lalu mulai mengikatnya. Asal. "Mandilah!" Suruh Sehun. Menjauhkan tubuh Suzy darinya lalu menyentil kecil kening gadis itu. Membuat Suzy meringis lalu merengut dengan kaki yang ia hentak-hentakan menuju kamar mandi.
"Cepatlah Oh Suzy!"
"Aku baru saja masuk Oh Sehun!"
Sehun terkekeh. Meraih ponselnya dan memasukannya ke dalam kantong celananya. Memandang sebentar tempat tidur, ada niat untuk membantu istri kecilnya merapikan tempat tidur. Tapi, hanya niat. Nyatanya ia membalikan badan dan mengendikan bahunya acuh. "Itu tugas perempuan." Ujarnya.
**
"Selamat untuk kalian yang sudah selesai berjuang tiga tahun ini dan berakhir dengan menyelesaikan ujian akhir kalian." Kepala sekolah mulai berkoar di depan mimbar sana. Membuat beberapa siswa mendesah malas. Beberapa ada yang memilih berbisik-bisik ria, atau memainkan ponsel mereka diam-diam.
"Kelulusan kalian adalah hal terindah bagi kami, kami tidak meminta balasan apa pun. Karna itulah tugas kami, membantu kesuksesan masa depan kalian."
Ini moment termenyebalkan dan ter-ter segala ter bagi Suzy. Siswa yang melankonis malah sudah terisa-isak di ujung sana. Menghirup ingusnya lalu membuangnya di tisue.
"Iuh.." Suzy mengeryit jijik.
"Ini bukan waktunya untuk menangis anak-anakku. Ini adalah waktu bagi kalian untuk bahagia dan merasa bebas."
"Ini bukan sepatah dua patah kata lagi. Tapi berpatah-patah kata." Erang Suzy. Memerosotkan tubuhnya ke kursi hingga ia tenggelam sepenuhnya oleh barisan yang berada di depannya.
"Right. Ayolah, ini zaman modern broowh. Hanya ucapkan tiga kalimat, tepuk tangan, dan selesai!" Jiyeon ikut memerosotkan tubuhnya dan mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Nikmati saja." Ujar Chanyeol kalem.
"Nikmati bokongmu!" Dengus Baekhyun. Memelotot matanya yang terbingkai eyeliner lalu mendengus sinis.
"Baiklah berikan tepuk tangan untuk kita semua." Kepala sekolah akhirnya berhenti mendongeng.
"Wuuuuuuw.." Chanyeol, Jiyeon, Baekhyun, dan Suzy yang paling heboh bertepuk tangan. Bahkan, Jiyeon dan Suzy langsung bangkit dari posisi merosot mereka hanya karna penutupan yang begitu luar biasa.
"Wuuuuuhuuu saranghae.. i love u.. aishiteru.. wo ai ni.. one four three.. aku padamu.. wuhuuu." Jiyeon dan Suzy bahkan berteriak heboh. Saling berpelukan hingga semua mata yang memandang mereka melongo tak percaya.
Termasuk dua pria di ujung sana.
"Woow dia benar-benar istrimu." Sehun bahkan tidak tau entah itu pertanyaan atau pernyataan dari Kris.
"Dengan berat hati aku katakan ia." Jawab Sehun tak rela.
Ia merasa seperti langit dan bumi, siang dan malam, bulan dan matahari, atau apa pun yang dapat membandingkan dia dengan Suzy. Istri kecilnya itu.
"Sebegitu burukpun dia. Aku tak rela melepasnya.. lagi." Gumam Sehun pelan.
"Aww aku meleleh." Ledek Kris, lalu pergi entah kemana.
**
"Oh Suzy." Panggil Sehun.
Tak ada jawaban.
"Oh Suzy." Lagi. Masih tak ada jawaban.
Sehun mengeryit heran. Ini masih jam delapan malam. Apa gadis kecil itu sudah tidur?
"Apa dia tidak menunggu suaminya pulang kerja?" Gumam Sehun. Melangkahkan kakinya menuju anak tangga yang akan mengantarnya ke kamar utama. Kamar miliknya dan juga tentunya milik istri mungilnya, Suzy.
Dengan melepas ikatan dasinya yang akan mencekiknya dari tadi pagi. Ia membuka kancing kemejanya dan menampilkan dada bidangnya yang... woah.
Membuka pintu kamar dengan niat menggoda istrinya atau minimal menceramahinya. Memberi pelajaran tambahan 90 menit lalu mengacak rambutnya.
"Nyonya Oh Su-" ucapan Sehun terhenti saat melihat ke dalam kamarnya. Pemandangan yang sungguh luar biasa menakjubkan.
Karena..
.
.
.
.
.
TeBeCe.
Yeee chap. 1 nya udah ada,,
Jgn lpa VOMENT ya beb..See u next chap, byeee
DAP.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband : My [CEO] Husband
Fiksi PenggemarKelanjutan dari kisah hidup Nyonya Oh yang terhormat, Oh Suzy. Sequel dari My Teacher My Husband. . . "Harvard? Oxford? Atau tetap di korea?" -Sehun. "Tetap korea." -Suzy. "Kenapa?" -Sehun. "Kau bisa saja mencari istri baru kalau begitu."