4 : BALAS DENDAM part 1

663 100 33
                                    

Hay aja buat kalian..salam kenal dari aku. Vote jangan lupa...kasih saran oke bagusnya gimana. Maaf typo bertebaran

***

Cahaya matahari memasuki celah-celah jendela yang tinggi bernuasa serba putih. Di ikuti suara burung-burung yang saling bersautan yang menambahkan suasana damai dipagi ini. Seorang gadis masih berselimut diatas ranjangnya dan tak ingin hanya sekedar bangun menyambut sang mentari.

Sosok lelaki tampan, berbadan tegap, tinggi dan rapi itu sedang menaiki anak tangga di rumahnya yang seperti istana itu. Ia menuju sebuah kamar gadis kecilnya, yang perlahan sudah mulai besar.

Mengetuk pintunya. Namun lagi dan lagi tiada sahutan dari dalam, seperti di dalamnya tiada kehidupan. Lelaki itu pun berdecak, berkacak di depan pintu berwarna putih itu. Saat ia mulai lelah, ia mengambil kunci cadangan yang berada di meja dekat pintu dan membuka pintu itu.

Nathan, memandang adiknya yang masih berbalut dengan selimut dan memeluk gulingnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Ia mendekati Angel dan membangunkannya. Angel mengeliat di atas ranjang dilihat kakaknya sudah rapi dengan pakaian sekolahnya, kemudian ia menatap jam dinding.

"Masih jam 07.30 kak!" ucap Angel santai kemudian kembali tidur. Nathan bingung dengan Angel, apa Angel sedang tidak sadar.

"APA? SETENGAH DELAPAN? DEMI KOLOR NEPTUNUS UDAH JAM SEGITU?" teriak Angel. Sampai-sampai Nathan yang didekatnya menutup telinga sendiri takut jika gendang telinganya jebol karena teriakkan adiknya itu.

"Buset! Kenceng amat teriakkan lo, ngalahin teriakkan mama!" kata Nathan sambil terkekeh. Angel bangkit dari ranjang dan berlari ke kamar mandi, untuk bersemedi didalam sana.

Lima belas menit sudah Angel sudah rapi dengan seragam yang melekat di badannya. Keluarga ARGAN bisa dibilang orang kaya karena mempunyai banyak perusahaan yang ada dimana mana dan proyek kerjasama yang banyak dan sukses. Tapi Angel tak pernah sombong akan kekayaan keluarganya juga demikian dengan Nathan.

***

Kring....kring..kring...

Bunyi jam beker telah terdengar di dalam ruangan itu, mengalun dengan kerasnya. Sehingga sang pemilik ruangan, yang sedang berada dalam alam mimpinya terganggu. Ia meraih jam di sampingnya melemparnya asal agar suaranya berhenti.

BRAK...

Jam beker itu terpental di sudut ruangan dan hancur berkeping-keping. Tidak berwujud lagi karena ulah sang pemilik. Terdengar suara alarm dari sebuah handphone mengalun, dengan alunan rock yang mengalun dengan keras.

"Ahhh.... Brisik!" ucap Reyhan menutup telinga kedua telinganya dengan bantal.

Namun alunan alarm itu tak kunjung berhenti. Membuat Reyhan geram, ia meraih handphonenya dan mengambil ancang-ancang ingin membantingnya. Ia teringat jika yang berada dalam genggamannya adalah handphone miliknya. Reyhan meletakkan kembali handphonenya dan menatap kearah jendela besarnya yang tertutup tirai. Kemudian ia mengedarkan pandangannya ke sudut-sudut kamarnya dan matanya berhenti pada benda yang menggantung di dindingnya itu.

Jam dinding klasik, menunjukan bahwa saat ini sudah pukul 07.45 yang artinya kurang lima belas menit lagi sekolahnya akan masuk hari ini. Reyhan langsung melompat dari ranjang king size dan berlari ke arah kamar mandi.

Dimanakah Bibi Marin yang biasanya membangunkannya? Kenapa saat ini tidak membangunkannya? Hal itu terpikirkan oleh Reyhan saat ini, masalah pembatunya yang lain tidak berani jika harus membangunkan majikannya takut tidak sopan, kecuali jika sudah di tugaskan. Menyapanya saja butuh keberanian yang extra apalagi harus membangunkan nya.

Dibalik Sifat BadGirl ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang