31. I'M NOT OKAY

161 8 3
                                    

Aku telah jatuh. Sedalam-dalamnya aku jatuh. Apakah salah untukku berharap dapatkan sedikit cinta bahkan perhatian darimu?

***

MOBIL itu melaju kencang di gelapnya malam, melaju dengan gila-gilaan, tak memperdulikan nyawanya bahkan orang lain. Saat ini ia butuh pelampiasaan, orang itu menginjak pedal gasnya lagi. Menambah kecepatan, beruntung malam ini cukup sepi karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam lebih. Orang telah sampai di sebuah jalanan yang benar-benar sepi, bahkan dia tak tau dia dimana.

Dari letaknya saat ini, ia bisa melihat bangunan-bangunan bahkan jalan. Sosok itu keluar dari mobil, membanting kasar pintu dan berjalan ke pinggir pembatas jalan.

"AAAARHGGG!!!" teriak sosok itu.

Menendang batu, ban mobil, bahkan memukul pembatas jalan. Lagi-lagi tak mampu mengalihkan perasaan kesalnya barang sejenak saja.

Ripan mengacak rambutnya kasar. Tubuhnya luruh di pinggiran mobil menghadap kerlap-kerlipnya lampu kota di depannya.

"Gue gak sanggup. Gue sakit Na, butuh lo..." lirihnya, perlahan air mata cowok itu terjatuh mengalir melewati hidungnya, mencoba meredam suara tangisnya. Tapi ia tidak bisa.

"Hahh... Kenapa gue selalu lemah kalo menyangkut lo Na." ucap Ripan disela-sela tangisannya.

Dia benar-benar sakit. Batin dan pikirannya sungguh kacau, rasanya ia ingin melarikan diri jauh. Agar tiada yang mengganggunya, berulang kali ponselnya berdering tapi cowok itu enggan untuk melihatnya.

"Gue cuma butuh lo Na. Kenapa harus Reyhan..., kenapa nggak gue Na?"

"Gue benci sama takdir kita Na. Tadir bangsat ini buat gue sama lo gak bisa sama-sama. Gue benci ini. GUE BENCI SAMA TAKDIR!!!"

Ripan mulai berdiri, "LO CUMA MILIK GUE NA, GAK ADA YANG BOLEH MILIKI LO! BAHKAN REYHAN GAK PANTES BUAT LO. COWOK MACEM DIA GAK PANTES BUAT LO NA!!"

"gue yang seharusnya sama lo Na."

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Perlahan hari berubah jadi siang, Dona masih saja menangis seharian di kamar. Suaminya sudah mencoba menenangkannya, tapi hasil masih sama.

"Pa, lapor polisi aja. Ripan belum juga pulang lo. Kalau terjadi sesuatu sama dia gimana?" ucap Dona di pelukan Arden-suaminya.

Arden rela terbang dari Singapura ke Jakarta secepatnya. Karena dia sangat takut dengan keadaan Dona. "Kamu tenang dulu. Papa udah suruh orang buat cari keberadaan Ripan, ini belum 24 jam polisi gak akan mau nyari."

Dibalik Sifat BadGirl ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang