Jangan lupa vote ya. Budayakan loh:)
***
Lelaki itu mulai mengetikkan sesuatu di atas benda pipih berwarna hitam, mendekatkan benda itu ke telinganya. Samar-samar terdengar suara dari seberang pertanda hal buruk akan terjadi. Ini tidak benar. Sungguh.
Kilat yang saling menyambar membuat kesan tersendiri pada sore hari ini, dengan angin seakan berlomba untuk merobohkan segala yang menghalanginya. Gadis itu gundah. Bolak-balik ia berjalan dari sudut ke sudut kamarnya sambil menggigit jari tangan. Kenapa sampai sekarang tidak ada kabar dari sang kakak kemana perginya cowok itu.
Kak Nathan kemana lagi, udah tau hujan gede kaya gini. Kenapa gak balik dari tadi aja sih, mana gue di rumah sendiri. Pikir Angelina gelisah, ia berjalan ke arah rajangnya. Melipat kaki dan menompang dagunya dengan sebelah tangan. Ponsel kakaknya mendadak tidak bisa di hubungi.
"Mana gue gak punya nomor temen kak Nathan lagi." ia merebahkan badannya dan menatap langit-langit kamar.
Tiga detik berikutnya ia terbangun karena mendengar ponselnya berdering.
"Halo? Kak lu dimana sih? Kata lu gak lama! La ini udah jam 5 sore loh, dari tadi gue hubungi gak di bales pula. Dasar!" tidak ada jawaban dari seberang. Membuat Angel mengernyitkan dahi, kemudian dia melihat handphonenya.
"Nomor siapa? Bukan nomor kak Nathan? Waduh." batinnya.
Angel menunggu jawaban dari seberang tapi nyatanya hening. Sepi. Hanya suara rintikan hujan dan juga gemuruh guntur. Ia berniat mematikan ponselnya karena pikirnya percuma, toh itu bukan kakaknya. Saat ia hendak menekan tanda merah di layar, suara cekikikan terdengar dari seberang. "Siapa nih? Cowok?"
"Baiklah Angel bagaimana keadaanmu sekarang? Apa cukup baik, princess? Ahh pasti sangat baik bukan. Bagaimana kalau kita bermain-main sedikit."
Gadis itu bukan gadis bodoh ia tau mengarah kemana perkataan seseorang di seberang sana.
"Lu jangan main-main ya sama gue! Kalo sampe aja lu nyelakain salah satu keluarga gue, gue jamin. Hidup lo, bahkan semua keturunan lo kagak ada yang tenang." dengan geram Angel mengucapkan kalimat itu. Dia kenal betul suara ini, Zein—mantannya. (Baca chapter Bagian Masa lalu gue udah bahas disana beberapa)
"Santai beb, aku gak akan nyelakain mereka kok. Cuma mungkin sedikit bermain aja, kakak lo belum pulangkan? Cih dasar cowok tolol!"
"Woi maksud lo apaan, njing! Lo ngapain kakak gue?"
"Hahaha..., gue cuma bermain-main sedikit sama sesuatu yang kakak lo sayangi. Dasanya kakak lo tolol dia gak tau aja kalo motor kesayangannya udah gue—"
"Anjing lo?! Brengsek, Zein gue gak akan biarin lo hidup. Bangsat!" Angelina mengepalkan tangan hingga kukunya memutih.
"Baybay sayang..., nunggu kabar aja ya. Jangan panik aku gak mau kamu sakit lagi. Aku sayang sama kamu. I love you Angelina❤"
"I love you gundulmu!"
Sambungan telepon itu terputus.
🏃🏃🏃
Ripan termenung. Menompang dagunya dengan pandangan kesatu titik, jendela kamar Reyhan. Pulang sekolah tadi mereka memutuskan mampir ke rumah Reyhan, karena rumah Reyhanlah yang sepi. Sehingga mereka bisa leluasa berteriak bahkan bermain bola voli di dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Sifat BadGirl ✅
Teen Fiction[End] "Angelina Carly Argan" Seorang badgirl sekaligus troublemaker yang merasa bahwa perasaan yang ia alami hanya sebuah ilusi. Perasaan yang tidak tau ujungnya dimana. Kecelakaan 3 tahun lalu membuat hampir semua memori di masa kecilnya terhapus...