8 : MARAH

445 50 9
                                    

  Hari ini Mona dan Argan pulang ke rumah setelah beberapa minggu sibuk dengan urusannya masing-masing. Apakah Angelina merasa senang? Tentu, bahkan senang sekali. Karena Papa dan Mamanya membawakan oleh-oleh dari tempatnya bekerja. Sementara Nathan? Ia juga senang tapi jika kedua orang tuanya pulang ia tidak akan di izinkan untuk pulang larut malam, apalagi clubbing? Argan tidak akan mengizinkan itu.

"Angel, kamu gak buat ulah kan sayang?" tanya Mona sambil menyendokan nasi ke piring suaminya, Argan.

"Gak kok ma, kalo gak percaya tanya aja sama kak Nathan" ucap Angel sambil memakan roti selainya.

"Mama cuma mau ingetin, kamu ini anak gadis. Jangan suka ngerokok apalagi masuk dunia malam, ingetkan sayang!!" ucap Mona.

Angelina Putri Argan, sosok gadis cantik dan anggun mempunyai senyuman semanis madu. Tapi itu dulu, semua berubah semenjak kecelakaan yang membuat Angel mengalami koma dan di tetapkan mengalami amnesia untuk semua ingatannya dulu, semua sifatnya berubah drastis. Angelina yang anggun kini berubah menjadi Angelina yang urakan. Perkataan yang kasar sering kali keluar dari mulutnya.

"Berangkat dulu Ma, Pa..." ucap Angel sambil mencium pipi Mona dan Argan.

"Buruan deh athan!" ucap Angelina sedikit melengking.

Angel meninggalkan ruang makan terlebih dahulu, saat Nathan ingin pergi Argan menghentikannya.

"Nathan, Papa tau kamu kakak yang baik. Jadi selama Papa ataupun Mama kamu ada di luar negeri, Papa serahin Angel sama Kamu. Jaga dia Kak, Dia satu-satunya putri Papa. Kamu tau sendiri bukan bagaimana keadaan Angel?" ucap Argan dengan tatapan nanar.

Kenyataan bahwa adiknya sedang tidak baik-baik saja itu memang benar membuat Nathan merasakan sesak.

"Iya Pa, Nathan bakalan jagain Ina kok. Tenang aja, gak bakalan ada yang buat ina sakit lagi..." jawab Nathan mantap, kemudian menyalami kedua orang tuanya.

Saat mobil Nathan telah melenggang pergi, di rumah besar itu hanya tersisa Mona dan Argan yang sedang menikmati sarapan pagi mereka. Mona memandang wajah suaminya, merasa di perhatikan Argan menoleh ke istrinya.

"Ada apa sayang?" ucapnya lembut.

"Gak ada apa-apa. Cuma ngerasa kita itu terlalu sibuk sama pekerjaan jadi jarang merhatiin anak-anak, Pa" jelas Mona diangguki oleh Argan.

"Mau bagaimana lagi, Ma. Kita juga punya pekerjaan yang gak bisa kita tinggalin, kitakan kerja juga buat memenuhi kebutuhan mereka. Papa juga udah kirim mata-mata, jadi gak usah khawatir." ucap Argan menenangkan istrinya.

"Apa aku berhenti aja ya, Pa? Terus jadi ibu rumah tangga kayak Dona?" ucap Mona, mendengar itu membuat Argan melotot.

Menjadi desainer adalah impian Mona sejak dulu, saat ia di bangku SMP. Dan Argan mengetahuinya, jadi tetap membebaskan Mona meraih impiannya walaupun sudah berumah tangga dengannya. Asalkan dia tidak lupa dengan keluarga saja, begitulah prinsip Argan. Lalu, saat ini Mona menyatakan bahwa dirinya ingin berhenti saat namanya sudah melejit di dunia. Semua orang juga mengagumi karya-karyanya, apa pendapat mereka nantinya.

"Gak, Ma! Jadi desainer itukan memang impian kamu. Aku juga gak larang kamukan? Sayang...nama kamu sebagai perancang busana udah terkenal. Semua orang mengagumi karyamu, apa pendapat mereka jika kamu harus berhenti dari dunia itu?" jelas Argan sambil menggenggam tangan Mona

Dibalik Sifat BadGirl ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang