22. KEPANIKAN MONA & DONA

200 11 0
                                    

Ada hal yang belum ku tanyakan, ku mohon bertahanlah.

***

RIPAN menompang kepalanya dengan tangan yang bertumpu di paha, di dekat pintu UGD ia duduk terdiam. Ia telah menghubungi mamanya agar segera datang kerena tidak memungkinkan jika ia menghubungi Mona—Mama Nathan. Berbagai pikiran juga muncul, ketakutan akan apa yang terjadi dengan Angel jika mengetahui ini. Tapi dia tidak bisa berbohong apalagi dengan gadis itu. Dia sudah berjanji.

Dia harus menghubunginya sekarang, "Gue harap lo baik-baik aja setelah tau ini."

Ripan menunggu sambungan terhubung,

Klik...

Ia mengambil napas dalam-dalam butuh keberanian mental yang besar untuk mengatakan ini dengan Angel.

"Gue udah ketemu sama dia."

"Kakak lo—" belum sempat Ripan mengatakannya, terdengar suara benda jatuh. Membuatnya panik sendiri, ia bahkan seperti orang gila karena berteriak di lorong rumah sakit itu.

"Halo, Na. Ina! Lo kenapa? ANGELINA JAWAB GUE!"

Namun yang di dengarnya hanya suara teriakan salah satu pembantu rumah Argan, kepanikan Ripan bertambah. Cobaan apa lagi ini Tuhan kenapa tidak ada kebahagian lagi di hidupnya. Ia ingin berlari kerumah keluarga Argan tapi ia juga harus menunggu Nathan karena Dona belum juga sampai.

Ripan mengacak rambutnya frustasi, ia benar-benar merasa dalam keadaan yang kacau.

***

Ditengah hujan yang mulai mereda Reyhan membawa Angel kerumah sakit yang di katakan oleh pembantunya tadi, dengan kecepatan di atas rata-rata ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi, baginya Angel harus segera dibawa kesana dengan cepat. Sesampainya di sana ia memanggil suster dan mengangkat Angel menaruhnya di tempat yang telah suster itu bawa.

"Angel lo kenapa? Kenapa lo bisa kayak gini?" Reyhan menggenggam tangan Angel erat tanpa ia sadari air mata menetes begitu saja melewati hidungnya.

"Maaf anda tidak bisa masuk, tolong tunggu disini." Setelah mengatakan itu suster masuk kembali ke ruangan khusus.

Reyhan memegang dahinya yang berdenyut, sebentar lagi sepertinya kepalanya ingin meledak. Ripan, dimana dia sekarang? Bagaimana keadaan Nathan? Bagaimana kakak adik itu bisa masuk rumah sakit secara bersamaan? Lalu, bagaimana ia memberitahukan pada Mona dan Argan?

"Gue harap kalian gak kenapa-kenapa." guman Reyhan.

***

Dona datang dengan suaminya berlari mendatangi Ripan yang sedang menunggu. "Sayang...,gimana keadaan Nathan? Dia baik-baik ajakan?"

"Aku gak tau ma, dokter belum juga keluar."

Ceklek...

Pintu dibuka dari dalam, seorang dengan seragam putih muncul dari balik pintu. Dona menghampiri dengan wajah panik.

"Bagaimana keadaan anak saya?"

"Apa anda ibunya?"

"Iya. Dia baik-baik ajakan dok?"

"Mari keruangan saya." Dona beserta suaminya berjalan mengikuti dokter. Sementara Ripan masih memandangi Nathan dari balik pintu.

***

Udara disekitar Reyhan sedikit memanas, ia berjalan bolak-balik menunggu dokter itu keluar. Rumah sakit yang sama seperti Mamanya dirawat, karena kepanikannya tentang Angel ia bahkan tidak sadar.

"Siapa yang harus gue hubungi. Tante Mona? Diakan lagi ke Singapura sama Om Argan."

"Ripan!"

Dengan segera ia mencari kontak Ripan dan menghubunginya.

***

Di ruangan dokter, Dona mendapatkan kabar yang kurang baik. Dokter bilang Nathan harus segera di operasi karena ada beberapa tulang yang patah tulang. Serta luka dibagian kepala.

"Operasi harus segara dilakukan, mohon tanda tangan disini." ucap Dokter.

"Baiklah!"
"Usahakan keselamatan putra saya Dok, saya mohon..." sambung Dona.

Berbeda dengan Nathan, Angelina segera dibawa ke kamat khusus yang biasanya dia tempati jika dia jatuh sakit. Reyhan melihat gadis yang ia cintai keluar dari ruangan UGD menuju tempat yang bahkan sangat jauh dari ruang UGD yang letaknya didepan.

"Dok, dia mau dibawa kemana?"

Sebelum memasuki sebuah lorong, Reyhan harus berhenti. "Maaf mas harus tunggu disini! Disini termasuk area khusus."

"AREA KHUSUS APA LAGI?"

"Tenang, mas bisa mengganggu pasien lain. Tolong tunggu disini!"

Suster itu pergi meninggalkan Reyhan dengan sejuta pertanyaan di kepalanya. Ruang khusus apalagi? Begitulah pikirnya, ia tidak bisa diam. Berjalan bolak-balik tidak bisa membuatnya tenang lalu apa yang harus dia lakukan.

Akhirnya ia terduduk sambil menompangkan tangannya. Tanpa ia sadari ia menangis untuk kesekian kalinya, dengan penyebab yang berbeda.

***

Argan dan Mona telah sampai di bandara Soekarno Hatta, mereka berlari panik setelah mendapat kabar dari salah satu mata-matanya. Bagaimana tidak kedua anaknya sedang dalam bahaya! Bernapas saja mereka tidak tenang.

Untung saja jarak bandara dengan rumah sakit keduanya tidak terlalu jauh.

Mereka berdua berlarian di koridor rumah sakit. Siapa yang harus mereka temui dulu? Nathan harus segera di operasi. Sedangkan Angel sudah masuk ruang khusus itu berarti dia sedang tidak biasa.

"Mas, kita harus ke siapa? Atau kita mencar saja mas?"

"Ya, lebih baik kita berpencar. Kamu temui Nathan sedangkan aku temui Angel, setelah itu kita bertukar." jelas Argan.

Akhirnya mereka berjalan kearah yang berbeda, Mona menuju ruang operasi. Sedangkan Argan berlari ke ruangan Angelina. Semoga mereka berdua baik-baik saja batin Argan dan Mona.

***

I'm back gaiyysss....
Gimana kabar kalian masih baik-baik aja kan?

Gue ucapin terima kasih banyak buat kalian yang udah mau meluangkan sedikit waktu buat mampir ke story gue.

Maupun itu yang dari awal baca atau yang cuma slide-slide manjah. Gpp aku ikhlas yang penting kalian mau mampir.

Hingga story gue udah 1,6rb
Udah hampir hampir 1 tahun dan ini cerita belom ending aku juga sedih 😭😭

Dibalik Sifat BadGirl ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang