24 : SADAR

192 12 1
                                    

   Malam indah, dengan berjuta bintang dilangit sana ditambah dengan bundar dan terangnya sang bulan. Tak mampu merubah segalanya diruangan ini. Beragam suara yang ia dengar dari luar, tak akan pernah terdengar disini. Sunyi, Sepi, dan gelap pastinya.

Lelaki itu berjalan ke depan tirai yang menutup kaca besar rumah sakit itu. Menatap padatnya jalanan  ibukota juga gedung-gedung yang menjulang tinggi. Kapankah semua ini berakhir dan berjalan selayaknya.

"Jujur Rey kangen suara mama, Rey iri sama mereka yang punya keluarga bahagia. Rey pengen kayak mereka, tapi itu semua gak akan terwujud kalo mama gak sadar." gumam lelaki itu.

Ia menatap sang mama di ranjang rumah sakit. Berjalan kearahnya, mengecup kening mamanya dengan penuh perasaan.

"Rey berdoa, mama lekas sadar."

Reyhan berjalan menjauh dari Rose, menutup pintu kamar mamanya dengan hati-hati.

***

Malam ini, Nathan mengantar Angelina untuk mengecek keadaan. Sebenarnya Nathan pun turut mengecek keadaan takutnya, ada hal yang tidak di inginkan terjadi. Karena ruang untuk Angel dan Nathan berbeda, mereka memutuskan untuk berpisah terlebih dahulu.

Tanpa sengaja Angel menabrak seseorang, "Maaf."

"Ina!"

"Loh ketos bar-bar! Ngapain lo disini?"

"La elu sendiri ngapain disini sayang." ucap Reyhan menggoda Angel.

"Sayang pale lu sengklek! Gak usah manggil sayang-sayang deh. Jijay gue dengernya." Angelina berniat meninggalkan Reyhan yang sedang cekikikan.

"Eh mau kemana?"

"Ke kandang singa!"

"Lah ngapain ke kandang singa? Inikan rumah sakit, dikira kebun binatang."

"Udah tau nanya!!"

Reyhan pun mengikuti Angel sampai gadis itu masuk kedalam ruangan dokter yang khusus menanganinya. Alhasil, Reyhan berniat menunggu di kursi tunggu yang berada di depan ruangan itu. Memainkan ponselnya untuk mengalihkan rasa bosan.

***

"Sebaiknya kamu harus lebih hati-hati Angel, kondisi kamu akhir-akhir ini memburuk. Apakah kamu banyak pikiran?" ucap dokter yang menanganinya.

Sebenarnya Angel tidak banyak pikiran. Hanya saja sekarang ia sedang mencari keberadaan Zein, benar lelaki yang telah mencelakai kakaknya. Ia akan mematahkan tangan Zein saat ia berhasil menemukannya.

"Tidak banyak dok, hanya beberapa saja."

"Sebaiknya kamu lebih banyak bahagia saja. Jangan terlalu terbebani dengan sesuatu yang bukan salahmu atau yang lainnya."

"Baik dok, terima kasih. Angel pamit dulu ya. Selamat Malam dok."

Angel berjalan keluar tak disangka ia menemukan sosok yang sangat tidak ingin ia temui. "Gue kira dia udah balik, kenapa harus duduk disitu sih."

Ide cemerlang muncul, ia berniat meninggalkan Reyhan yang sedang asik bermain mobile legend di ponselnya. Angel berjalan mengendap ke arah lain, berniat tak menimbulkan suara.

***

Gadis itu berjalan kearah lorong-lorong bagian rumah sakit yang jarang dijamah pasien lain. Sebenarnya lorong ini bukan tempat asing baginya, di ujung lorong itu adalah ruangannya. Ia hanya ingin mengambil sesuatu yang tertinggal disana, jika bukan karena mengambil salah satu koleksi komik Nathan ia bersumpah enggan untuk datang kesana. Setelah mengambil buku komik di ruangannya Angel berjalan menuju keluar lorong tersebut. Dinding bagian lorong ini dibuat tidak begitu besar, tidak ada kursi tunggu jendela atau lainnya. Hanya ada pintu yang berada di setiap dinding. Terkadang Angel bingung konsep seperti apa yang di rancang paman nya.

Jika ini rumah sakit Papa, gue bakal buat temboknya warna-warni biar kayak pelangi. Sekalian gue kasih gambar hewan-hewan purba. Biar gak serem kayak gini. Gadis itu meneruskan jalannya sampai di sebuah pintu yang sedikit terbuka, membuatnya menerka-nerka siapa pasien di dalam.

Gadis itu memutuskan untuk masuk kedalam ruangan yang hampir sama seperti miliknya. Suasana hening, menenangkan, juga suara alat pendeteksi jantung membuat semuanya seperti sama saja. Ia berjalan kearah sosok yang berada diatas tempat tidur.

Seperti tidak asing dengan sosok di hadapannya saat ini. Wajah itu, seperti mereka pernah bertemu sebelumnya. Angel menoleh ke arah meja kecil di dekatnya, ada beberapa tangkai bunga yang terlihat masih segar.

***

Setelah tiga puluh menit Reyhan mencari keberadaan Angel dirumah sakit, rasanya percuma. Mungkin Angel telah pergi. Andai saja dia tidak fokus bermain ponsel tadi pasti ia bisa berbicara setidaknya sedikit dengan Angel.

"Gara-gara mobil lagends nih gue gak bisa ngobrol sama Angel." dumelnya memandang ponsel pintar di tangannya.

"Dasar mobil legends, penghambat keharmonisan rumahtangga gue sama Angel. Mapus loh!" akhirnya tanpa pikir panjang Reyhan menekan tombol delete di ponselnya.

Kemudian ia berjalan cepat kearah pintu keluar. Namun ia baru ingat sesuatu, "Apa yang barusan gue lakuin? Ohh—tidak. Jangan bilang gue hapus aplikasi mobile legendns! Mapus lo Reyhan. Guekan baru naik level, anjay! Aghh..." penyesalan memang selalu datang di akhir setelah bertindak.

Reyhan memutuskan kembali pulang kerumah, setidaknya berpikir bagaimana aplikasi MLnya bisa kembali. Sejujurnya ia bisa download lagi, tapi ia melupakan kata sandi untuk masuk. Lelaki itu merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Mungkin semua pembantunya telah pergi tidur, karena waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi.

Drrt...drrt....

"Halo!....ya saya Reyhan. Hah? Be-beneran?....dok jangan main-main ya!Gue bisa aja bawa golok kesana kalo sampe lu bohong!....jadi beneran mama saya? Mama saya?....saya otw kesana sekarang." Reyhan kembali menyambar jaket dan kunci motornya.

Dengan kecepatan tinggi ia menjalankan motornya. Hatinya sangat senang, sampai ia lupa caranya bicara bagaimana. Dibalik helm full facenya ia meneteskan air mata berharap semua ini kenyataan bukan mimpi. Mamanya yang selama ini terbaring mampu kembali kedalam hidupnya lagi.

Gue harap ini bukan mimpi Tuhan. Reyhan semakin menambah kecepatan laju motornya membelah pagi itu.

.

.
.
.
.

***




Hai readers...!!!
Terimakasih buat kalian yang masih nunggu cerita yang satu ini update. Maaf gak bisa nepatin janji buat update setiap minggu. Karena author sibuk sama dunia nyata. Juga dunia perfangirlan 😂😂 bingung antara milih oppa-oppa koriyah apa ngetik ini.

Jadi sebisa mungkin gue luangin waktu buat ngetik ini.

Selamat menunaikan puasa...

Dibalik Sifat BadGirl ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang