Di dalam mobil sport hitam itu kesunyian melanda, Vino menoleh ke arah Ripan yang terpejam di kursi penumpang. Menggeleng kepala tak percaya, hampir saja sahabatnya itu melakukan hal yang tidak-tidak. Jika saja Vino terlambat sedetik apa yang akan terjadi? Vino bergidik ngeri sendiri.
"Lo punya hutang sama gue! Awas aja." ucap Vino menjalankan mobilnya ke rumah Nathan.
Sebenarnya cowok itu ingin mengantarkan Ripan ke rumahnya, tapi Vino menimang-nimang, membayangkan bagaimana terpukulnya Mama Ripan melihat keadaan putra semata wayangnya.
Mobil itu memasuki area rumah Nathan, menghentikannya tepat di pintu utama. Vino membuka pintu mobil untuk mengeluarkan Ripan, membopongnya dengan susah payah.
"Nathan! Tolongin woy!" ucap Vino.
Salah satu pembatu yang melintas melihat kedapatangan Vino dan Ripan, hendak menolong tetapi rasa takutnya lebih besar. Alhasil pembantu itu berlari ke kamar Angelina.
"Non..., buka non." ucap pembantu itu sambil mengetuk pintu kamar Angelina dengan tak santai.
"Apasih?? Iya bentar!" Angelina membuka pintu kamarnya.
"Di bawah ada den Ripan."
"DEMI APA?!" Angelina segera menuruni tangga, berjalan mendekat ke arah Vino yang masih membopong Ripan.
"Bawa ke kamar tamu, sana sana." ucap Angelina sambil meraih tangan Ripan yang sebelahnya.
Menaruh Ripan dengan hati-hati di ranjangan. Angelina menatap Vino tajam meminta penjelasan kenapa Ripan bisa sampai seperti ini.
"Gue gak tau Ngel, suer deh. Kalo gue gak di kasih tau sama temen gue ini anak lagi di bar biasa. Gak bakal gue samperin."
Angelina berganti melihat Ripan yang terlelap, "Udah tinggalin aja biar disini ntar gue hubungi bunda Dona."
Vino dan Angelina meninggalkan Ripan yang terlelap, berharap agar cowok itu segera sadar dan bisa memberikan penjelasan untuk semuanya.
***
Reyhan memainkan ponselnya dengan jenuh, Angelina tidak membalas pesannya. Berkali di telpon hanya suara operator saja. Sebenarnya kemana gadis itu, Reyhan kembali menatap ponselnya berharap layarnya terang.
"Bodo Amat dah! Mau mandi ganteng dulu. Habis itu kencan sama Mama."
Dua puluh menit berlalu, Reyhan terlihat tampan dengan pakaian yang ia kenakan sore ini. Kaos putih polos dengan denim yang menjadi stylenya saat ini.
Mengambil kunci mobil dan bergerak menuju rumah sakit dimana Rose di rawat. Sekitar dua puluh menitan cowok itu telah sampai di parkiran rumah sakit. Berjalan memasuki lobi dan segera menuju kamar Mamanya.
"Mama?" ucap Reyhan setelah membuka pintu kamar mamanya.
Seorang wanita duduk di kursi roda menatap pemandangan kota di balik kaca besar kamarnya. Reyhan mendekatinya melingkarkan tangannya pada leher Mamanya.
"Loh Reyhan? Kapan sampainya? Mama kok gak denger kamu dateng."
"Baru sampe kok ma, hari ini mama belajar jalankan? Lancarkan ma?"
"Ya lancar, agak susah sebenarnya. Mamakan terlalu banyak berbaring selama ini, jadi belum bisa masih latihan sedikit demi sedikit. Kalau di pikir-pikir mama kaya anak kecil lagi belajar jalan, kekeke~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Sifat BadGirl ✅
Teen Fiction[End] "Angelina Carly Argan" Seorang badgirl sekaligus troublemaker yang merasa bahwa perasaan yang ia alami hanya sebuah ilusi. Perasaan yang tidak tau ujungnya dimana. Kecelakaan 3 tahun lalu membuat hampir semua memori di masa kecilnya terhapus...