Matahari terbit di antara bangunan tinggi menjulang Jakarta, udara hari ini sedikit membuat orang-orang jengkel. Asap motor dan kendaraan umum mengepul ke segala arah, membuat Angelina bergidik ngeri di dalam mobil. Gadis itu menggelengkan kepala dan bersyukur karena dirinya di dalam mobil sekarang, sehingga ia tak perlu menghirup udara dan merasakan panasnya matahari.
Angelina menoleh di arah kemudi, cowok itu masih fokus dengan jalanan sehingga mengabaikan dirinya. Gadis itu menganga tak percaya kepada sosok disampingnya. Tangan Angelina terkepal melayang ingin menonjok orang disampingnya.
Reyhan menoleh, "Kenapa?"
"Abaikan aja! Anggap disini ada tembok." ucap Angelina kesal bukan main dengan cowok yang menyandang status pacarnya itu.
Reyhan tersenyum, niatnya hari ini ingin mengabaikan gadis itu. Sebab dari kemarin semalaman cowok itu menunggu kabar dari sang pacar tapi satupun tak ada notif dari gadisnya.
"Ngambek nih? Ngapain ngambek Na, kayak bocah aja. Seharusnya yang ngambek tuh aku. Tapi sayangnya gak bisa. Sini-sini peluk~" Sebelah tangan Reyhan merangkul pundak Angelina, meletakkan kepalanya di atas kepala gadis itu.
Angelina tersenyum tipis mendapat perlakuan Reyhan, memandang dari posisinya sekarang. Betapa beruntungnya dia bertemu Reyhan saat ini, tapi perlahan senyumnya memudar. Haruskah dia lanjutkan ini lebih dalam atau berhenti sekarang.
***
Vino berjalan sambil memakan permen karet. Melambaikan tangan dengan genit ke arah siswi yang dia temui, hingga indera penglihatannya menangkap seseorang yang tidak asing.
Gadis itu berdiri di depan mading, berkacak pinggang menatap mading di hadapannya.
"Bisa-bisanya anak jurnalis nempelin informasi gak bermutu disini, ngerusak pemandanga gue aja!" gerutu gadis itu.
Vino mendekati gadis itu sambil bersedekap, "Iya ya gak bermutu banget. Seharusnya tuh muka gue yang di tempelin disini," ucap Vino sambil berjalan menyandarkan badannya ke mading.
Velery menatap cowok di depannya dengan tak suka, ia tau orang itu lebih tua dua tingkat dengannya. Tapi Velery merasa masa bodo, melangkah pergi, mengabaikan Vino yang senyum-senyum sedari tadi.
"Eh Vel. KOK GUE DI TINGGAL? " teriak Vino.
"Bodo Amat gue gak denger...Velery cantik, Velery Seksi, Velery imut..."
Vino terkekeh memandangi punggung cewek itu, merasa ada yang aneh dengan dirinya. Cowok itu spontan menepuk kepalanya dengan keras.
"Sakit..."
***
Entah berapa hari bahkan minggu Angelina tidak pernah berbicara dengan Ripan, jangankan berbicara bertemu saja Angelina tidak pernah. Satu sekolah iya tapi kenapa setiap Angelina mencari sosok Ripan cowok itu selalu tidak ada, seperti menghilang ditelan bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Sifat BadGirl ✅
Teen Fiction[End] "Angelina Carly Argan" Seorang badgirl sekaligus troublemaker yang merasa bahwa perasaan yang ia alami hanya sebuah ilusi. Perasaan yang tidak tau ujungnya dimana. Kecelakaan 3 tahun lalu membuat hampir semua memori di masa kecilnya terhapus...