14 : DINNER

291 27 3
                                    

Tolong bantu cerita ini, jadi vote ya..

***

SIANG itu kantin begitu ramai, sepertinya hari Jum'at ini semua siswa berencana untuk menghabiskan makanan yang ada di kantin. Dari kejauhan terlihat Ripan yang berjalan ke arah teman-temannya berada. Ia duduk di antara Ilham dan Reyhan, keduanya memandang Ripan yang baru datang dengan tatapan cengo.

"Pan, kalo mau dateng Assalamu'aikum dulu kek. Lo udah kayak jelangkung aja, datang tak diundang pulang tak diantar." ucap Vino dengan mengelus dadanya.

Ripan hanya diam memandang temen-temennya, tak lama kemudian pesanannya datang. "Gue rasa dia semakin hari makin parah deh." ucap Vino.

"Parah gimana maksud lo?" tanya Nathan.

"Cueknya, dinginnya ngalahin es batu Pak Sarmin. Kenapa sih itu anak?" Bisik Vino kepada Nathan.

Nathan pun menyadari perubahan yang ada pada Ripan, Ripan yang dikenalnya dulu ceria, humoris dan tidak secuek ini. Nathan berpikir penyebab apa yang membuat sepupunya itu seperti ini. Ia memandang wajah Ripan yang berada di depannya, wajah itu terlihat letih dan mengantarkan sinyal tak ingin di ganggu siapapun.

Mungkin setelah pulang sekolah Nathan akan berbicara pada Ripan, walau nyatanya sulit untuk membuat seorang Ripan berkata dengan jujur.

***

Di tempat lain keempat gadis itu sedang merencanakan sesuatu. Rencana yang tidak akan membuat reputasinya ancur. Gadis berambut ungu itu berjalan kesana kemari mencari cara yang tepat untuk menjalankan misinya kali ini. Rasanya ingin sekali dia menyerah dan mengirim teman-temannya ke Malaysia. Akan tetapi ia yakin, Mama bahkan Papanya tidak akan setuju. Jika ia boleh pergi tanpa mereka, gadis itu akan di kawal oleh bodyguard yang jumlahnya sangat banyak. Memang terdengar berlebihan tapi begitulah kenyatannya.

"Arghh, gue sama sekali gak punya rencana buat deketin ketos itu." kesal Angel sambil duduk di bangku taman belakang di dekat Raisa.

Velery melepaskan permen pentungnya, "Apa sih susahnya deketin Reyhan. Lagian dia udah jelas-jelas suka sama lo."

Ucapan Velery diangguki oleh Tere dan Raisa, tapi tidak dengan Angel ia bahkan harus berpikir berkali-kali walau hanya menyapa Reyhan. Berpikir apa yang akan di pikirkan cowok itu, membayangkannya saja Angel muak.

"Gede kepala dah si Ketos kalo gue deketin dia duluan." batin Angel.

"Untuk kali ini lo buang dulu deh, sikap gengsi lo. Untuk sekali ini lo mencoba akrab sama Pak Ketos." ucap Tere memberi saran.

Angel hanya diam, melipat tangannya di atas perut. Memanyunkan bibirnya hingga bertambah beberapa centi, menghilangkan gengsinya mana mungkin bisa hal itu sudah sangat melekat pada diri Angel bahkan sejak dia lahir. Ia memang gengsian, keras kepala dan tak mau di bantah.

"Gue gak bisa guys..., ini itu masalah reputasi gue sebagai Angel. Nurunin gengsi gue gak gengsian."

"Lo gengsian."

"Gue nggak gengsian Tere!"

"Iya Angel lo gengsian."

"Udah deh, lebih baik kita tunggu waktu yang tepat aja buat lo bisa deket dulu sama kak Reyhan. Kalo gak bisa langsung jadian seenggaknya kalian bisakan deket sebagai teman?" ucap Raisa membuat Velery mendadak melongo seketika dan melompat turun dari meja yang ada didudukinya.

Dibalik Sifat BadGirl ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang