Kita hidup memang berkeinginan, tapi bukan berarti harus menyerahkan segalanya yang kita punya. Jika memang sudah tak sampai, lupakan saja. Lepaskan! Ikhlaskan! Buat keingin baru.
***
Angelina terbangun dari tidurnya akibat seseorang menyentuh dahinya, gadis itu mengernyit melihat Reyhan berdiri dihadapannya dengan wajah sedih. Sehingga membuatnya merubah posisi menjadi duduk.
"Rey? Are you okay?"
Reyhan mengusap pipi Angelina dengan lembut, kemudian tersenyum manis. Hal itu jelas membuat Angelina bingung, tidak biasanya Reyhan diam saat bertemu dengannya.
"Reyhan, kamu kenapa? Ada apa? Cerita sama aku. Aku tau kamu pasti menyembunyikan sesuatu," ucap Angelina sambil memegang tangan Reyhan.
Tapi yang ia lihat malah cowok itu meneteskan air mata dengan bahu naik turun. Bibirnya memang tersenyum tapi matanya terus mengeluarkan air mata.
"Reyhan...Rey...Reyhan!" Angelina membuka matanya dengan kaget.
Kemudian melihat ke segala arah, ternyata ia hanya bermimpi. Tapi rasanya sangat nyata, gadis itu meneguk air minum yang ada di dekatnya. Kemudian meraih ponselnya, melihat room chatnya dengan Reyhan.
"Kenapa dia belum bales?"
"Sesibuk apapun dia nggak pernah cuekin chat gue, apa dia ada masalah beneran ya?" Angelina bertanya-tanya.
Ia melihat jam yang berada di ponselnya, ternyata pukul tiga pagi. Haruskah ia melanjutkan tidurnya kembali atau terjaga kemudian berperang dengan pikirannya.
"Coba telpon Reyhan aja deh," ucap Angelina.
Gadis itu menunggu jawaban dari panggilan yang ia buat, sambil menggigit kukunya Angelina berharap besar bahwa Reyhan akan menerima panggilan itu.
***
Reyhan sedikit terganggu dengan suara berisik yang mengganggu indera pendengarnya di kala tidur. Cowok itu meraba-raba meja di sebelah tempat tidurnya. Karena tidak menemukan sumber suara itu, Reyhan merubah posisinya menjadi duduk.
Namun saat ia duduk suara itu berhenti. Alhasil, ia mendaratkan punggungnya ke ranjang kembali. Baru saja beberapa menit ia ingin terlelap, suara itu muncul kembali.
Mata Reyhan tebuka lebar, menatap marah pada benda pipih yang sedang menyala di meja pojok kamarnya. Cowok itu berjalan dengan kesal ke arah ponselnya berada.
"Nggak tau waktu atau gimana sih?!! Ganggu orang tidur tau nggak lo!" ucap Reyhan tanpa melihat siapa yang menelepon.
Cowok itu mematikan panggilan itu, kemudian berjalan ke arah ranjangnya kembali. Menaruh ponselnya di sebelahnya.
Sementara di tempat lain, Angelina sedang menggeram kesal bukan main. Bagaimana bisa Reyhan menggertaknya seperti itu.
"Dasar bar-bar! Awas aja lo besok pagi telpon gue nggak bakal gue angkat. Bodo Amat! Sebel..." ucapnya sambil menggenggam benda pipih itu dengan erat.
***
Rumah besar Abraham kembali riuh oleh teriakan nyaring para pembantunya, tetapi hal itu sama sekali tidak membuat cowok beralis tebal itu bangun dari mimpi indahnya. Alhasil, bibi Marin masuk kedalam kamar Reyhan tanpa suara. Wanita paruh baya itu, mengusap lengan Reyhan dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Sifat BadGirl ✅
Teen Fiction[End] "Angelina Carly Argan" Seorang badgirl sekaligus troublemaker yang merasa bahwa perasaan yang ia alami hanya sebuah ilusi. Perasaan yang tidak tau ujungnya dimana. Kecelakaan 3 tahun lalu membuat hampir semua memori di masa kecilnya terhapus...