Pertama-tama aku mau berterima kasih sama kalian yang masih setia baca work aku ini.
Terima kasih atas dukungan kalian...
ILY 💓
***
Rumah megah itu kembali menghangat ditemani alunan tawa dari setiap penghuni yang ada disana serta ditambah aura suka cita, bagaikan mimpi di siang hari para pembantu menangis bahagia melihat tuan muda mereka mendorong majikannya yang telah dinyatakan sembuh dari koma.
"Selamat datang kembali Ny. Rose~" ucap ketua pembantu, diikuti pembantu lainnya sambil membungkuk hormat.
Rose tersenyum simpul melihat deretan pembantunya yang masih terlihat sama setelah sekian lama tidak bertemu mereka. Rasa senang kembali menyelimuti perasaannya, menatap haru pembantunya yang masih setia melayani keluarga Abraham walaupun dirinya tidak ada.
"Kemana Bibi Marin?" tanya Rose.
"Beliau sedang menyiapkan kamar nyonya dengan yang lain. Mari saya antar nyonya," ucap ketua pembantu, melangkah menuju kamar Rose.
Reyhan kembali mendorong kursi roda Rose, yang ia lihat dari tempatnya Rose sedang mengamati setiap detail rumah.
"Rey, siapa yang menata ulang rumah ini?" tanya Rose menbuyarkan lamunan Reyhan.
"Papa ma," jawab Reyhan singkat.
"Lalu papa dan adikmu kemana? Mereka tidak tau mama pulang?" tanya Rose.
Reyhan hanya diam enggan membalas pertanyaan Rose, baginya membalas hanya akan membuat moodnya buruk.
"Silakan masuk nyonya, tuan muda..." Ketua pembantu itu membukakan pintu kamar Rose.
Terlihat kamar dengan nuansa putih dan merah sesuai selera Rose. Lagi-lagi wanita itu terharu karena para pembantu masih mengingat jelas kesukaannya.
"Terima kasih. Bibi Marin?" ucap Rose.
Bibi Marin mendongak dengan air mata yang sudah mengalir, wanita paruh baya itu berjalan dan menekuk lutut di hadapan Rose. Sambil menangis bahagia Bibi Marin memegang tangan Rose, yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri.
"Bibi sangat senang melihatmu sembuh. Bibi pikir...hiks..."
"Bibi..., sekarang Rose ada disini. Di tengah-tengah kalian. Jadi mohon bantuannya ya?" ujar Rose.
Rose memang terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, penyayang dan sabar. Beruntungnya para pembantu mendapat majikan seperti Rose. Berbeda dengan tuan mereka - Abraham, yang terkenal dengan sifatnya yang keras dan mempunyai ego tinggi.
"Tinggalkan mama sendiri," ucap Reyhan memerintah.
"Baik tuan muda,"
"Bibi Marin, temani mama." ucap Reyhan.
Reyhan menggendong Rose, meletakkannya di ranjang. Kemudian mengecup dahi mamanya dengan penuh kasih sayang.
"Istirahat ma,"
Rose menggangguk dan mengecup pipi putranya dengan sayang. Mengusap puncak kepalanya dengan lembut,
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Sifat BadGirl ✅
Teen Fiction[End] "Angelina Carly Argan" Seorang badgirl sekaligus troublemaker yang merasa bahwa perasaan yang ia alami hanya sebuah ilusi. Perasaan yang tidak tau ujungnya dimana. Kecelakaan 3 tahun lalu membuat hampir semua memori di masa kecilnya terhapus...