"Kondisi Brian saat ini bisa dikatakan cukup stabil. Cairan dan elektrolit dalam tubuhnya sudah terpenuhi dengan baik. Tekanan darahnya pun dalam batas normal." Dokter pria berusia akhir empat puluhan itu memandangi kaki kanan pasiennya yang bernama Brian tersebut, yang tergantung dan terpasang beban traksi di ujung tempat tidur. Lalu, ia kembali menatap kedua orang tua Brian yang tengah menanti penjelasan selanjutnya. "Patahan tulangnya memang cukup parah dan tidak akan sembuh dalam waktu dekat. Namun, kami tentu akan terus memantau perkembangan kesehatannya."
Anastasia Rowen mengembuskan napas pasrah. Ditatapnya anak laki-laki satu-satunya itu dengan pandangan cemas. Di sampingnya, Allan Rowen tak henti mengusap lembut kedua bahu sang istri. Menyalurkan ketenangan yang sedari tadi ia pertahankan di dalam dadanya, dan berharap semoga Anastasia turut merasa tenang.
Sementara itu, Brian Rowen yang terbaring lemah di atas tempat tidur belum membuka matanya sedari ia keluar dari ruang operasi. Obat anestesi masih menguasai kesadarannya, membuatnya tak mampu membuka mata atau menggerakkan jari jemarinya barang sejenak.
"Baiklah, terima kasih atas penjelasannya, Dokter," kata Allan pada akhirnya. Sang dokter pun mengangguk, lantas mengundurkan diri, meninggalkan ruang perawatan Brian Rowen bersama salah satu perawatnya.
Kedua paruh baya itu akhirnya mengikuti jejak sang dokter. Namun, ketika Anastasia membalikkan badannya, ia dikejutkan dengan sepasang mata seorang gadis yang berbaring di atas tempat tidurnya, berhadapan dengan ranjang rumah sakit milik Brian. Mata Anastasia melebar, disusul dengan Allan yang mengernyit samar saat bertatapan dengan gadis itu. Apa mungkin, sedari tadi gadis itu memerhatikan mereka sampai akhirnya mereka memutuskan untuk pergi?
Saat keduanya melempar pandangan kepadanya, di saat itu pula, ia menurunkan selimut yang ia gunakan untuk menyembunyikan sebagian wajahnya dan mengembangkan senyuman lebar.
"Halo!" sapanya riang pada pasanganRowen. Matanya membentuk setengah lingkaran kala senyumannya kian melebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...