"Hei, Brian!" Theresa memanggil, di saat seorang perawat baru saja mengantarkan makan siang untuk mereka.
Theresa berusaha mencari tahu bagaimana raut wajah Brian, karena pandangannya terhalang oleh kedua kaki laki-laki itu.
"Brian?"
"Apa?" sahutan laki-laki itu terdengar penuh paksaan.
"Apa kau suka makanannya?"
Hening.
"Brian?"
Hening.
"Ah, sepertinya kau..."
Suara sendok besi yang terjatuh ke lantai dingin itu membuat Theresa berhenti berbicara.
"Oh, Ya Tuhan!" Theresa, tanpa berpikir dua kali, segera melompat dari atas tempat tidur dan berlari kecil ke arah Brian sembari menyambar tiang infusnya.
Sendok berisi nasi dan beberapa potong kecil wortel itu tercecer di atas lantai. Theresa menatap pada Brian, dan laki-laki itu segera berpaling sambil menggumam kesal.
"Brian, kau butuh bantuan?" tawar Theresa hati-hati.
Tidak ada jawaban.
"Eng... kau tahu, aku bisa..."
"Ya Tuhan, Brian! Sudah Mom katakan, kau bisa menungguku datang untuk menyuapimu makan siang," ujar Anastasia, memotong pembicaraan Theresa yang cukup canggung.
Anastasia sudah berdiri di dekat Theresa. Gadis itu pun segera memberinya sapaan singkat. "Halo, Mrs...."
"Namaku Anastasia Rowen, Sayang."
"Ah... ya, halo, Mrs. Rowen." Theresa tersenyum canggung pada wanita paruh baya yang menatapnya ramah. Kemudian, pandangan wanita itu beralih pada putra satu-satunya itu. "Baiklah, biarkan Mom menyuapimu dan jangan menolak!"
Theresa bisa mendengar erangan protes dari Brian. Laki-laki itu bahkan tidak menatap padanya dan juga ibunya sendiri.Dan, entah mengapa, melihat pemandangan seperti ini membuat Theresa tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...