"Theresa!"
Theresa dan Brian sama-sama memfokuskan pandangan pada kedatangan sosok gadis yang dibalut pakaian kasual yang kini berjalan menghampiri ranjang rawat Theresa Joyce. Kedua gadis itu saling berpelukan, melepas rindu sembari memekik kecil.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Rose, yang merupakan teman dekat gadis itu.
Theresa tampak ragu menjawab, lalu ia mengembangkan senyuman. "Kabarku baik!"
Rose sepertinya kurang memercayai ucapan Theresa. "Apa kau sudah tidak mengalami sera..."
"Oh, Rose, aku ingin sekali pergi berjalan-jalan di taman!" sergah Theresa cepat, penuh semangat dan terdengar antusias. "Mumpung kau ada di sini," imbuhnya kemudian.
Di seberangnya, Brian memerhatikan gerak-gerik kedua gadis itu. Dan tentu saja, ia tahu ucapan Rose yang terpotong oleh permintaan ringan Theresa.
Dan, untuk sesaat, pandangan mereka bertemu.
Hanya sesaat.
Theresa tak lagi menatap mata Brian. "Ayolah, Rose! Aku ingin menyapa orang-orang di taman!"
Rose menatap Theresa sedikit cemas. Berpikir sejenak, sampai ia menyetujui ucapan Theresa, seraya melepaskan botol infus dari gantungan untuk ia bawa.
Sebelum Theresa dan Rose memutuskan untuk pergi, Theresa menyempatkan diri menatap Brian sekali lagi. Lalu, ia tersenyum kecil.
Tapi, Brian sama sekali tidak membalasnya. Laki-laki itu malah membuang pandangan ke mana saja asal tidak menatap pada Theresa.
Karena sejujurnya, ia iri.
Ia iri pada Theresa, karena gadis itu bisa pergi keluar untuk berjalan-jalan.
Sementara ia sendiri tidak bisa.
Kakinya tidak bisa diajak kompromi.
Dan, membaca buku novel dirasa tidak ampuh untuk menghilangkan rasa irinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...