Brian menatap Theresa dengan pandangan menyelidik. "Dari mana kau tahu namaku?" tanyanya dingin.
Theresa mengedip cepat, lantas berujar ceria. "Aku adalah seorang peramal. Itulah sebabnya aku bisa mengetahui namamu tanpa kau harus menyebutkannya." Sadar kalau Brian tidak akan meraih tangannya untuk berkenalan, Theresa kembali menjauhkan tangannya, lantas menumpukannya di tepian ranjang rawat Brian.
"Tidak lucu," sahut Brian ketus.
"Memang tidak lucu," sahut Theresa membenarkan. "Makanya kau tidak tertawa."
Brian melirik tajam pada gadis itu. "Jadi, berhentilah bercanda karena candaanmu sama sekali tidak mengundang tawa."
"Oh, memangnya, siapa yang sedang mengajakmu bercanda?" Theresa mendapati tatapan Brian semakin tajam kepadanya. "Aku?"
Sesaat setelahnya, Brian mendengus keras.
"Baiklah." Sepertinya, Brian adalah orang yang paling sulit diajak bercanda olehnya. Ya, sepertinya begitu. Lihat saja ekspresi wajahnya. Tidak menunjukkan ketertarikan terhadap apa pun yang diucapkan Theresa. Mulai dari acara perkenalan secara sepihak, sampai ketika Theresa melontarkan candaan khasnya beberapa detik yang lalu.
"Aku tahu namamu dari papan data pasien di ranjang rawatmu," ungkap Theresa, tak lagi mengandung unsur candaan.
Oh.
"Oh." Brian menyahut pendek tanpa menatap balik Theresa.
"Jadi..." Theresa sengaja menggantungkan kalimatnya, agar Brian mau untuk menatap padanya. Dan, ketika mereka kembali bersitatap, Theresa melanjutkan, "aku harus memanggilmu apa?"
Brian mengalihkan pandangannya lagi. "Terserah."
"Hm?"
Sebelum Theresa mengatakan hal lainnya, seorang dokter dan perawat datang mengunjungi ruang rawat mereka berdua, kemudian melangkahkan tungkai ke arah ranjang Brian.
"Theresa, kau tidak beristirahat?" tanya perawat berparas cantik nan ramah itu kepada Theresa.
"Eng... tidak, Suster Emily. Aku sudah merasa baikan." Theresa menyahutinya dengan senyuman lebar.
Dokter paruh baya itu melirik pada Theresa dan tersenyum, lalu mulai memeriksa kondisi Brian dan juga kakinya yang dibebat. Sementara Brian melihat Theresa sedang berdiri memerhatikannya, agak jauh dari punggung sang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...