Perseteruan kecil yang terjadi di antara mereka akhirnya mereda. Andy, yang baru menyadari bahwa ia tidak seharusnya melakukan hal itu pada Brian, kini melepaskan cengkeramannya dan kembali duduk seraya mengatur emosinya yang hampir meledak-ledak. Sementara Brian merapikan pakaiannya agar tidak terlihat kusut, lalu menatap sisi wajah Andy yang berekspresi gamang.
"Brian," panggil Andy, tanpa terselip nada keraguan sedikit pun, seolah Brian merupakan teman lamanya. "Apa ada hal lain yang kauketahui, selain dari penyakit jantung yang diderita Theresa?" tanyanya, berusaha tetap bersikap tenang.
Brian berpikir sejenak, beberapa detik setelahnya ia menggeleng perlahan.
Andy menangkap pergerakan kecil itu dari sudut matanya, dan menghela napas. "Kurasa, Theresa memang tidak ingin siapa pun mengetahuinya," katanya dengan mata terpejam.
"Apa?" Brian menatapnya, tak paham.
Lalu, Andy mengulas senyum muram. "Entah mengapa, setelah pertemuan ini, aku jadi ingin mengatakan sesuatu padamu mengenai Theresa. Mengenai hal yang tidak diberitahukannya kepadamu."
Brian terdiam, berharap Andy mau melanjutkan lagi ucapannya.
Keheningan menyapa selama sesaat. Andy sedikit mendongak, menatap muram gumpalan awan putih bersih di langit biru. "Kuharap, kau tidak mengatakannya, atau menanyakannya kepada Theresa setelah aku memberitahumu, Brian."
"Katakan saja," pinta Brian tidak sabaran. Sungguh, ia benar-benar ingin tahu rahasia apa yang disembunyikan Theresa darinya. Sekalipun ia menyadari, bahwa ia bukanlah siapa-siapa bagi gadis itu, melainkan hanya seorang teman satu kamar.
Secara perlahan, Andy menoleh kepada Brian yang menatapnya penuh harap, dihiasi kerutan samar di keningnya. "Theresa... merupakan satu dari sekian banyaknya pasien yang membutuhkan donor jantung di rumah sakit ini," katanya, memulai penjelasan.
Brian merasa, jantungnya berdetak di atas normal, dan pupil matanya melebar sesaat.
"Dia sudah masuk dalam urutan puncak daftar pasien yang membutuhkan donor jantung itu." Andy mengembuskan napas panjang. "Dan, sampai sekarang, dia belum menemukan jantung yang tepat untuknya."
"A... pa?" Brian seolah kehilangan kata-katanya dalam sekejap. Lidahnya mendadak kelu, sementara keringat mulai berpacu menghiasi parasnya yang pucat.
Andy tersenyum miris. "Itulah sebabnya, mengapa Theresa masih ada di sini, dan melakukan operasi transplantasi jantung seperti yang diharapkan keluarganya.
"Dan... itulah sebabnya, mengapa Theresa tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah, seperti apa yang diinginkannya. Karena di sisi frekuensi serangan jantungnya yang cukup sering, gadis itu juga membutuhkan donor jantung... secepatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...