Brian sudah mendapatkan perawatan luka di kakinya pagi ini. Sungguh, Brian merasa lebih baik dibanding sebelumnya ketika balutannya belum diganti. Sembari bersandar pada tempat tidur yang sedikit ditinggikan, Brian melihat Theresa sedang sibuk berbicara di ponselnya sambil sesekali tertawa kecil. Menyadari bahwa Brian menatapnya, Theresa tersenyum.
"Iya, aku sungguh tidak apa-apa. Aku sudah merasa sehati... Baiklah, aku akan menghubungimu lagi," kata Theresa, lantas menyudahi pembicaraannya. "Hai, Brian!" sapa gadis itu kepada Brian Rowen.
Brian hanya membalas sapaan itu dengan senyuman singkat.
"Bagaimana kabarmu?"
Brian menatap gadis itu dalam diam. Lalu, "Cukup baik."
"Syukurlah."
"Bagaimana denganmu?"
"Hm?"
"Bagaimana dengan keadaanmu? Kau baik-baik saja?" tanya Brian dengan nada penasaran. Dan, Brian tidak tahu bagaimana bisa nada itu terlontar dari mulutnya itu.
"Aku?" Theresa menunjuk dirinya sendiri. "Aku sangat baik."
Benarkah? "Benarkah itu?"
"Ya." Theresa mengangguk membenarkan ucapan Brian. "Kenapa, memangnya?"
"Tidak," sahut Brian cepat. Terlalu cepat.
Hening.
Dalam keheningan, Brian mencoba meneliti sosok Theresa di seberang sana. Berharap ia bisa menemukan satu saja petunjuk mengenai sakit yang diderita Theresa.
Namun, nihil.
Brian tidak menemukan petunjuk apa pun.
Yang bisa ia lihat hanyalah senyuman lebar dan juga mata Theresa yang melengkung serupa bulan sabit kala gadis itu tersenyum kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...