"Theresa," panggil Brian, sesaat setelah Andy pamit untuk pulang kepada gadis itu.
"Hm?" Theresa menyahut, seraya menatap Brian yang duduk di atas ranjang rawatnya.
Brian sebenarnya tidak mengerti, mengapa ia memanggil Theresa di saat ia sendiri tidak memiliki bahan untuk pembicaraan. Tetapi pada akhirnya, ia bersuara, "Siapa Andy?"
Begitu saja.
Tanpa terpikirkan lebih dulu.
Tanpa ditelaah lebih jauh, apakah pertanyaan itu layak dilontarkan atau tidak.
Ah, sudahlah. Lagi pula, semuanya sudah terlanjur. Brian tidak dapat menarik pertanyaannya lagi.
"Andy?" ulang Theresa, lalu, "Dia temanku."
Teman?
Apakah teman memang mencium pipi seorang temannya?
Tunggu, ada yang salah dengan pertanyaannya.
Apakah seorang teman laki-laki memang mencium pipi seorang teman perempuannya? Apakah itu masuk akal?!
"Teman?" ulang Brian, setengah tidak percaya. "Dia memang temanmu?"
"Mm-hmm," sahut Theresa sambil mengangguk. "Lebih tepatnya, dia adalah seorang tetanggaku sejak dua tahun yang lalu. Tapi, usia kami terpaut lima tahun. Dia lebih tua dariku, tentunya."
Brian diam, mendengarkan. Meski, entah mengapa, ada sebagian kecil dari dirinya yang tidak ingin mendengarkan cerita gadis itu.
"Sebenarnya, Andy sering datang menjengukku. Mungkin hampir setiap hari. Tapi, semenjak kesibukannya dalam pekerjaan kian memadat, dia jadi jarang kemari, seperti dua minggu yang lalu..."
Brian tidak yakin, apakah dia masih mau mendengarkan cerita gadis itu atau tidak. Tetapi, yang ia tahu, ia langsung memotong pembicaraan Theresa dengan sebuah penawaran. "Theresa, apa kau mau buah-buahan lagi?"
Gadis itu kini menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat.
Dan, Brian mengangkat sebelah bahunya cepat, seakan tak peduli pada tatapan keheranannya. "Yah, kalau kau mau, akan kuberitahukan pada guru pelatihku untuk membawa buah-buahan lagi, jika esok hari, dia datang untuk menjengukku."
Lalu, ia memutar kursi roda, dan menjalankannya ke arah nakas di samping ranjang rawatnya untuk mengambil ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...