[60]

1.1K 61 0
                                    

Brian sudah menjalani beragam macam pemeriksaan di ruangan tertentu, dan ia tinggal menunggu hasilnya selama beberapa jam, atau mungkin beberapa hari lagi.

Begitu ia sudah sampai di ruang rawatnya, dengan seorang perawat yang mendorong kursi rodanya perlahan, ia mendapati Theresa tengah berbicara dengan ayahnya di ranjang rawat milik sang gadis. Dalam diam, Brian mengulas senyum kecil. Ia senang sekali melihat ekspresi ceria yang menegaskan bahwa gadis itu benar-benar "hidup", tidak terlihat putus asa seperti beberapa hari yang lalu.

"Oh, Brian, kau sudah kembali?" Theresa bertanya, tepat ketika Brian dibantu oleh perawat laki-laki itu untuk menaiki ranjang rawatnya, padahal sebelumnya, Brian menolak bantuan itu dengan alasan, ia sudah bisa melakukannya sendirian.

"Uhm, ya," sahut Brian singkat.

"Bagaimana kabarmu? Apa kakimu sudah berangsur membaik?" Theresa bertanya lagi, dengan sorot mata berbinar, sementara ayahnya ikut menatap Brian, menantikan jawabannya.

"Entahlah," sahut Brian, mengangkat sebelah bahunya singkat. "Kuharap begitu."

Theresa mengulum senyumannya. "Cepatlah sembuh, Brian," bisik gadis itu, tetapi baik Brian dan ayahnya sama sekali tidak mendengar ucapannya.

"Halo, Mr. Joyce! Senang bertemu dengan Anda lagi," sapa Brian ramah, kepada ayah Theresa.

"Senang bertemu denganmu juga, Brian," balas mr. Joyce tak kalah ramah. Setelahnya, beliau kembali berbincang dengan sang putri.

"Theresa, kau yakin, tidak ada serangan lagi? Atau masalah yang lain?" manik mata pria paruh baya itu tampak cemas kala memerhatikan Theresa dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Theresa tersenyum. "Tidak ada, Dad. Aku bersyukur, aku tidak mendapat serangan apa pun lagi akhir-akhir ini," katanya menegaskan.

Brian yang mendengar kabar itu lekas mengembuskan napas penuh rasa lega.

Selang sepuluh menit kemudian, mr. Joyce pamit pulang, meninggalkan Theresa kembali berdua bersama Brian.

Awalnya, Brian masih melihat senyuman cerah yang terpatri di wajah gadis itu selepas ia mengatakan bagaimana keadaannya sekarang.

Tetapi, setelah ayahnya benar-benar sudah meninggalkan ruangan itu... Brian melihat senyuman Theresa menghilang sempurna, berganti dengan ekspresi menahan rasa sakit seraya menekan dada kirinya kuat-kuat.

Hal terakhir yang Brian ingat saat ini adalah, ia bergegas turun dari ranjangnya dan berlari ke arah Theresa, tanpa memikirkan kursi rodanya lagi, sama sekali.

Stay with Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang