Theresa sudah mendapat kunjungan dokter pagi ini, begitu pun Brian.
Sekali lagi, Brian harus mendapat kabar yang sama dari yang dikatakan ayahnya tadi mengenai kondisi kesehatannya. Dokter Richard tidak henti mengingatkan Brian agar lebih berhati-hati lagi dan selalu menjaga kakinya agar tak mendapat cedera kembali. Sementara itu, Theresa tidak henti mendapat beragam macam nasihat dari dokter yang menanganinya, agar ia tidak terlalu lelah dan membuat kerja jantungnya meningkat, hingga akhirnya, serangan itu kambuh lagi.
Ketika suasana ruangan kembali sepi dan hanya diisi oleh mereka berdua, mereka saling berpandangan dalam diam, di tempat tidurnya masing-masing.
Tahu-tahu, Theresa mengulas senyum kecil. "Aku mendengar apa yang dikatakan dokter tadi kepadamu," katanya, memulai.
Entah mengapa, Brian merasa tidak suka dengan topik pembicaraan gadis itu.
Theresa duduk bersandar pada ranjang rawatnya yang sedikit dinaikkan. Pandangannya masih tertuju pada Brian. "Kudengar, kondisi kakimu berangsur membaik, bukan?"
Brian tidak menjawab. Ia tidak berani menyuarakan apa pun.
"Kau juga akan pulang sesegera mungkin." Theresa tersenyum senang. "Aku turut merasa senang mendengarnya," katanya.
Brian ingin mengutarakan sesuatu, namun ia kembali mengatupkan bibirnya rapat dan mengembuskan napas panjang.
"Dan itu artinya, kau akan segera kembali bertemu dengan teman-temanmu di sekolah, bermain bersama mereka, menikmati indahnya pulang sekolah..."
"Bagaimana denganmu?" Brian memotong ucapan panjang lebar gadis itu, dengan nada setengah kesal. "Bagaimana kondisimu sekarang? Apa jantungmu... dalam keadaan baik? Tidak ada perburukan yang terjadi?"
Untuk pertanyaan itu, Theresa memilih bungkam, dan hanya memberi Brian seulas senyum muram, sebelum akhirnya ia mengalihkan pandang ke arah jendela ruangan yang dibuka seraya menghela napas.
"Kuharap begitu..." bisiknya, dan Brian masih bisa mendengarnya dengan jelas, membuat Brian seolah kehilangan kata-katanya untuk membalas. "Seharusnya... begitu..." bisiknya sekali lagi, hingga ia merasakan sebuah dorongan kuat di kedua bola matanya untuk mengeluarkan bulir-bulir bening yang selama ini ditahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...