[43]

1.3K 69 0
                                    

Berbagai alat medis yang menempel di tubuh Theresa, lalu ditampilkan di layar monitor membuat para dokter yang bertugas menangani kesembuhannya, merasa harap-harap cemas. Tidak ada satu pun dokter yang mengharapkan kondisi pasien yang mereka tangani semakin memburuk. Begitu pula dengan mereka yang sangat menantikan datangnya keajaiban, agar Theresa bisa kembali pulih, seperti sedia kala.

Theresa masih bisa menggumam samar dalam tidurnya, dan terkadang, gadis itu menangis, meringis, mengernyitkan keningnya begitu dalam dan sesekali, dia menggigit bibirnya, merasakan nyeri yang begitu menjalar di permukaan dadanya.

Tiga hari berselang, dan, Theresa sudah bisa membuka matanya lagi seperti biasa. Binar di matanya telah kembali, meski tidak secerah dan seriang sebelumnya. Gadis itu bahkan meminta kepada perawat yang bertugas di sana agar bisa bertemu dengan ayah dan bibinya―karena sebelumnya, perawat itu memberi tahu Theresa bahwa mereka berdua berada di sana.

Theresa tahu, kedua paruh baya itu pasti mencemaskan keadaannya sekarang. Tetapi, seharusnya ia juga tahu, bahwa sampai sekarang, masih ada satu orang lagi yang turut merasakan kecemasan yang dalam untuknya.

Dia... Brian Rowen.

Stay with Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang