Wajah gadis itu pucat pasi.
Meski dalam penglihatannya yang belum jelas karena baru saja terbangun dari tidurnya, Brian yakin, ia tidak salah lihat. Ia terus mempelajari raut serta rona dari wajah Theresa.
Theresa memang masih tertidur di atas tempat tidurnya, tetapi gadis itu kembali menunjukkan ekspresi tidak nyaman, serta keningnya yang mengerut, seolah sedang menahan rasa nyeri yang menjalarinya.
Apa jangan-jangan...
Brian, dengan tubuhnya yang masih lemas, turun dari ranjang dan berjalan menuju ranjang milik Theresa menggunakan kruknya. Langkahnya yang sedikit terseok dan terburu-buru akhirnya sampai di tempat. Sebelah tangannya yang bebas kini terulur dan menyentuh kening gadis itu yang basah oleh keringat.
"Theresa?" panggil Brian, hati-hati.
Tidak ada jawaban.
"Theresa? Kau... baik-baik saja?"
Masih tidak ada jawaban yang ia dengar.
"Theresa, kau..." Brian beralih menyentuh dada kiri Theresa, memastikan kalau detak jantungnya dalam keadaan normal, dan meyakinkan diri kalau Theresa tidak mengalami serangan tanpa sepengetahuannya.
Sayangnya, yang dirasakan kala Brian menyentuh dadanya adalah, jantungnya berdenyut tak beraturan.
Cepat, namun tak berirama.
Brian lekas mengulurkan tangan ke arah bel bantuan di sisi ranjang Theresa, tetapi gadis itu menahannya dengan sebelah tangannya yang bergetar dan lemah. Matanya menatap Brian sayu. "A-apa yang... mau kaulakukan?"
"Meminta bantuan," sahut Brian kalut.
"Ti-tidak! Jangan! Aku... aku akan baik-baik saja..."
"Aku tidak akan mendengarkan permintaanmu lagi, Theresa! Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama dan membuatmu terus menderita!" tegasnya, hingga tanpa Brian sadari, setetes bulir bening terjatuh menyusuri lekuk pipinya.
Brian lekas menekan bel bantuan itu dengan gerakan tidak sabar. Sampai beberapa detik kemudian, seorang perawat dan dokter pun datang menghampiri. Wajah mereka sama-sama terkejut dan panik, persis seperti ekspresi yang tergambar jelas di wajah Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...