[45]

1.3K 76 0
                                    

Theresa sudah dipindahkan ke ranjang rawatnya semula. Gadis itu tampak lemah dan tubuhnya kian kurus. Brian berani bersumpah, ia sama sekali tidak ingin melihat Theresa dalam keadaan seperti ini. Theresa jadi berkali-kali lipat terlihat lebih menyedihkan dibandingkan sebelumnya. Brian tidak tahu harus berkata apa, tetapi yang ia inginkan saat ini adalah, menghampiri ranjang rawatnya menggunakan kursi roda, dengan bantuan George.

"Theresa..." bisik Brian, masih tidak memercayai keberadaan gadis itu di sini.

"Hai, Theresa." George menyapa, disusul dengan yang lainnya, yang turut menyapa gadis itu ramah, meski mereka tampak merasa sedih melihat keadaan Theresa.

"Halo." Theresa balas menyapa, canggung dan parau. "Apa kalian... adalah teman Brian?"

Mereka serempak mengangguk kecil.

"Theresa," panggil Brian, kali ini lebih keras, membuat Theresa lekas mengalihkan pandangan pada laki-laki itu yang duduk di samping ranjangnya. "Kenapa kau... kenapa kau ada di sini? Bukankah seharusnya kau masih..."

"Kenapa? Kau tidak senang melihatku lagi?" tanya Theresa, pura-pura kesal, setelahnya ia tertawa ringan.

"Tidak, bukan itu," bantah Brian. Ia tentu senang melihat Theresa, ia begitu merindukan kehadiran gadis itu, dan seruan yang kerap kali gadis itu tujukan kepadanya. Tetapi ia tidak menduga kalau pertemuannya dengan gadis itu terjadi seperti ini. Theresa terlihat... oh, Ya Tuhan!

Entah siapa yang meminta lebih dulu, namun di saat pembicaraan kedua itu kedengaran serius, kelima teman Brian lekas meninggalkan ruang rawat itu setelah sebelumnya meminta izin kepada Brian, dan selama sesaat, Jennifer mengamati Brian dan Theresa dengan pandangan sedikit kesal. Untuk ayah dan bibi gadis itu, mereka sedang berada di luar, menanyakan entah-apa-itu kepada perawat yang bertugas mengenai Theresa.

"Kau sakit, Theresa. Kau seharusnya..."

"Aku hanya kecapekan dan tidak enak badan. Hanya itu," sahut Theresa cepat, tak mengizinkan Brian untuk melanjutkan kalimatnya. "Dan... omong-omong, aku senang, akhirnya, aku mendengarmu menyebutkan namaku." dia tersenyum lebar.

Tanpa sadar, Brian mengeraskan rahangnya. "Aku tahu, kau mempunyai penyakit jantung bawaan. Dan... Theresa, berhentilah membohongiku tentang keadaanmu mulai saat ini."

Stay with Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang