"Jennifer bilang, kondisimu mulai membaik sekarang."
Pelatih sepak bolanya datang menjenguk. Dia adalah seorang pria berusia sekitar akhir tiga puluhan, dengan tubuh tegap atletis dan wajah yang tampan. Pria itu membawakan Brian sekantung plastik buah-buahan segar untuknya.
"Maaf, aku baru bisa menjengukmu, setelah kau sudah cukup lama dirawat," sesal pelatih itu kepada Brian yang saat ini sedang duduk setengah bersandar pada tempat tidurnya.
Brian tersenyum tipis. "Tidak apa-apa, Mr. Orlando," sahutnya memaklumi.
"Tapi, kau tahu? Kemarin, lawan dari tim sepak bolamu mengakui kesalahannya. Orang yang mencurangimu datang padaku dan meminta maaf. Aku sudah mengatakan padanya untuk meminta maaf langsung padamu, tetapi dia merasa belum siap." sang Pelatih mendesah berat. "Anak itu sungguh keterlaluan!"
Mendengarnya, Brian tertawa kecil. "Sudahlah, Mr. Orlando. Lagi pula, aku tidak terlalu memikirkan hal ini. Aku justru merasa... tidak apa-apa. Dan menganggap bahwa itu hanyalah salah satu dari peristiwa kurang menyenangkan yang pernah kualami. Tidak lebih dari itu," katanya, dengan pandangan mengarah pada Theresa yang tidur dengan nyaman di atas tempat tidurnya.
Tanpa sadar, Brian mengembangkan senyum ketenangan.
*****
Yeay! Happy 1K viewers for Stay with Me! 🎉🎉🎉🎉
Terima kasih yaa 😊
Untuk merayakannya, aku memilih buat dabel apdet. Hehe 😂
Kuy dikomen! 😘😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with Me ✔
Short Story#54 in Short Story (11-11-17) Brian Rowen terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat patah tulang yang dialaminya. Kaki kanannya patah karena sebuah kecurangan yang dilakukan oleh lawannya dalam kompetisi sepak bola di sekolah, dan ia terpaksa harus menj...